JAKARTA, solotrust.com - Tingginya kasus aktif Covid-19 di Indonesia membuat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) menembus angka 90 persen. Hal ini juga mengindikasikan tingginya beban rumah sakit.
Tak hanya tenaga kesehatan yang cukup kewalahan, kebutuhan oksigen juga meningkat pesat. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengakui pemerintah sempat kekurangan pasokan oksigen beberapa waktu terakhir.
"Suplai oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis saat itu, betul," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/7).
Luhut mengatakan pemerintah saat ini tengah berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut secepatnya dengan mengambil oksigen dari beberapa wilayah seperti Morowali, Batam dan Cilegon.
Pemerintah berkomitmen untuk mendistribusikan oksigen 100 persen untuk sektor kesehatan terlebih dahulu. Padahal sebelumnya pemerintah telah menggunakan scenario pasokan oksigen 90 persen untuk kebutuhan medis dan 10 persen untuk industry.
"Kita arahkan 100 persen oksigen dari industri untuk bantu dulu kesehatan, kami lihat dulu dua minggu ke depan," jelas Luhut.
Rencananya, pasokan oksigen murni diutamakan untuk pasien rawat intensif. Sedangkan, pasien yang memiliki gejala ringan bisa menggunakan oksigen konsentrator.
"Oksigen konsentrator ini yang diambil dari udara biasa dan diproses, dan bisa dihirup. Kami sudah pesan 10 ribu. Sebagian sudah datang menggunakan pesawat Hercules dari Singapura," paparnya.
Untuk mencukupi kebutuhan, pemerintah akan mengimpor tabung oksigen 6 meterkubik dan 1 meter kubik. Hal ini dilakukan untuk menambah pasokan oksigen di ruang-ruang darurat tambahan di rumah sakit.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat melakukan rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Senin (5/7) mengungkapkan proses distribusi oksigen liquid ke rumah sakit dalam volume besar menggunakan tangki tak maksimal dalam memenuhi kebutuhan pasien covid-19.
"Sehingga kami juga melihat ada isu di distribusi yang tadinya bisa kirim langsung memasukkan ke tangki besar liquid untuk didistribusikan dengan jaringan oksigen, sekarang harus dilakukan dalam bentuk tabung," kata Budi.
Pemerintah telah mengkalkulasi jika kemungkinan kasus harian menembus angka 40 ribu. Oleh karena itu pemerintah tengah menyiapkan sejumlah rumah sakit, suplai obat dan oksigen untuk menghadapi kemungkinan buruk yang terjadi.
(zend)