JAKARTA, solotrust.com - Total kebutuhan oksigen medis untuk Jawa-Bali terus meningkat hingga mencapai angka 2.323 ton per hari per tanggal 6 Juli 2021. Bukan hanya itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga memprediksi adanya tambahan kebutuhan sebesar 71 ton setiap 3 harinya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah berhasil merealisasikan pasokan oksigen tambahan sebesar 920,5 ton per hari. Jumlah tersebut meningkatkan kapasitas nasional produksi oksigen dengan total 2.620,5 ton per hari. Pasokan oksigen tambahan akan terus meningkat demi mengamankan kebutuhan pasokan oksigen medis.
Berdasarkan Instruksi Menteri Perindustrian (Menperin) No. 1 Tahun 2021, pelaku industri diinstruksikan untuk berkontribusi dalam pemenuhan oksigen bagi penanganan Covid-19. Seperti Samatoryang akanmemfungsikan unit liquefaction di Surabayayang menambahkan pasokan oksigen. Sementara, Airliquide juga mengaktivasi kembali plant-nya di Cilegon.
Sementara itu, PT. Obsidian Stainless Steel, PT. Sojitz Indonesia, PT. Smelting yang memiliki oxygen plant bersedia meningkatkan produksi oksigennya untuk kebutuhan medis. Begitu pula dengan industri pupuk, seperti Pupuk Kaltim dan Pupuk Sriwijaya.
“Jika mereka dapat didorong untuk meningkatkan produksi oksigen maka akan membantu suplai oksigen nasional. Oleh karena itu saya sangat mengapreasiasi setinggi-tingginya pada perusahaan yang berkontribusi terhadap oksigen medis,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Jakarta, Kamis (8/7).
Dari total tambahan pasokan oksigen sebesar 922,9 ton per hari, 650 ton berasal dari impor (70,4 persen), sedangkan sebesar 272,9 ton (29,6 persen) merupakan produksi lokal.
Kemenperin menambahkan bahwa pihaknya telah mengiventarisasi stok tabung oksigen yang bisa dimobilisasi bagi pemenuhan kebutuhan rumah sakit. Dari total 31.236 tabung, 15.906 unit diantaranya sudah siap digunakan. Stok tabung oksigen didatangkan dari luar negeri (impor), baik dari belanja APBN Kemenperin, kontribusi dari pelaku usaha, maupun dari pemerintah Singapura.
Untuk menghadapi kendala mobilisasi kebutuhan oksigen dari pabrik menggunakan isotank, Kemenperin telah menginventarisasi 265 unit isotank. Dari jumlah tersebut, 132 unit diantaranya telah siap dioperasikan mengangkut oksigen untuk kebutuhan medis. Sisanya, sedang dalam proses transportasi dan inspeksi untuk bisa digunakan dalam beberapa hari ke depan. (lala)
(zend)