Entertainment

Kisah Fajar Bustomi Saat Produksi Film Buya Hamka

Musik & Film

24 Juli 2021 19:31 WIB

Falcon Pictures bekerja sama dengan Starvision mengeluarkan potongan-potongan gambar pertama film produksi mereka berjudul Buya Hamka (Dok. Instagram @vinogbastian)

Solotrust.com - Memproduksi sebuah film biopik tentunya dibutuhkan riset mendalam serta kemauan untuk mempelajari sejarah tentang tokoh yang diangkat dari berbagai referensi agar mendekati realita. Selepas itu bergantung dari sisi mana cerita film akan diangkat kisahnya.

Fajar Bustomi dalam sebuah catatan di akun Instagram Indonesian Film Director's Club @ifdclub, menceritakan saat dirinya memproduksi film Buya Hamka mulai dari persiapan hingga pada saat syuting berlangsung.



"Film 'Buya Hamka', sebuah biopik tentang Abdul Karim Amarullah atau biasa dikenal dengan Hamka. Seorang tokoh pahlawan nasional sekaligus sastrawan dan ulama dari Sumatra Barat yang kisah hidupnya menginspirasi saya," tulis Fajar Bustomi, Jumat (23/07/2021).

Fajar Bustomi pun mengakui dirinya harus melakukan riset ke berbagai buku yang selama ini dipelajari Buya Hamka serta beberapa buku biografinya.

"Menurut saya ketika membuat biografi seorang tokoh, sutradara juga harus mempelajari cara berpikir si tokoh," lanjut dia.

Dengan mempelajari pemikiran si tokoh diharapkan terjadi penyatuan rasa dan pikir sehingga memudahkan pembuatan film. Sementara untuk penanganan sutradara kepada aktornya, Fajar Bustomi lebih membebaskan pemeran Buya Hamka yang diperankan Vino G Bastian.

"Bagi saya aktor adalah partner sutradara dalam memvisualkan sebuah adegan dalam skenario," terangnya.

Saat proses persiapan maupun syuting, Fajar Bustomi memberikan ruang kepada Vino Bastian untuk turut mengembangkan idenya dalam penciptaan tokoh sehingga terjadi diskusi antara keduanya. Dengan begitu akan timbul kerja kreatif secara kolektif.

"Ada beberapa buku yang saya berikan kepada Vino, salah satunya buku Akhlaqul Karimah karya Buya Hamka," ungkap Fajar Bustomi.

Dengan semakin memaknai pemikiran Hamka tentang agama Islam tentunya akan mempermudah Vino Bastian untuk mendekati perannya.

Fajar Bustomi juga menceritakan tentang film Buya Hamka yang memakan waktu produksi hingga enam bulan. Proses syuting dilakukan di berbagai daerah, antara lain Danau Maninjau, Bukit Tinggi, Jakarta, Semarang, Tegal, Ambarawa, Ciawi, dan Kairo Mesir.

Banyaknya materi yang dipunyai, tak heran jika film Buya Hamka di draft awal editing mencapai durasi hingga tujuh jam. Rencana awal hendak dibuat dua bagian film sehingga nantinya ada dua film bersambung tentang Buya Hamka dengan durasi 2,5 jam. Namun karena tidak ingin membuang banyaknya adegan, film Buya Hamka nantinya menjadi tiga bagian. (dd)


(and_)