Ekonomi & Bisnis

Tumang : Desa Pengrajin Tembaga di Lereng Gunung Merapi yang Mendunia

Ekonomi & Bisnis

4 Agustus 2021 18:00 WIB

kerajinan tembaga Desa Tumang, Cepogo, Boyolali. (Foto: antarejatour)

BOYOLALI, solotrust.com - Siapa yang tidak kenal dengan  Desa Tumang, yaitu salah satu desa di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.  Desa ini merupakan salah satu desa yang terletak di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Melihat kondisi geografis tersebut pasti banyak orang mengira masyararakatnya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.

Hal tersebut tidak berlaku bagi masyarakat di desa tersebut, dengan kondisi geografis yang mereka miliki, tidak serta merta mereka bergantung pada alam.



Desa Tumang adalah salah satu desa yang menjadi pusat kerajinan tembaga di Indonesia. Ditambah lagi nama desa ini kian dikenal banyak orang semenjak diresmikan menjadi desa wisata sejak masa pemerintahan presiden Megawati.

Beberapa produk yang dihasilkan dari tembaga tersebut diantaranya dandang, cerek, dan kuali. Seiring dengan perkembangan zaman, mereka tidak hanya memproduksi barang-barang rumah tangga saja.

Mereka mulai memproduksi beberapa produk kesenian seperti ukiran, kaligrafi, lampu hias, pintu nabawi hingga kubah masjid.

Selain lebih banyak peminatnya, barang-barang seni dari tembaga memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan peralatan rumah tangga.

Harga jual produk-produk tersebut berkisar dari Rp20 juta hingga Rp50 juta. Dengan omset yang menggiurkan tersebut, banyak dari mereka yang kemudian beralih menjadi pengrajin seni tembaga.

Tidak hanya menyanggupi di daerah pasar lokal maupun nasional, kerajinan tembaga tersebut sudah merambah ke pasar internasional. Beberapa negara di Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah mulai tertarik dengan kerajinan ini.

Strategi pemasaran yang mereka lakukan juga terus berkembang, seperti pembuatan showroom, pembuatan katalog produk, serta pemasaran melalui media sosial yang merupakan salah satu strategi marketing yang cukup efekti saat ini, karena semua orang bisa menjangkau dengan mudah. (rizka)

(zend)