Serba serbi

Kabar Baik! Penderita Thalasemia di Banyumas Bisa Vaksinasi

Kesehatan

25 Agustus 2021 13:53 WIB

ilustrasi vaksinasi

BANYUMAS, Solotrust.com – Sasaran program vaksinasi Covid-19 di Jawa Tengah terus diperluas, khususnya kepada kelompok rentan. Salah satunya, warga Banyumas yang menjadi penderita thalasemia.

Kepala Instalasi Thalasemia RSUD Banyumas, Muhammad Basalamah, mengatakan, penyandang thalasemia dipandang rentan terkena penularan Covid-19, khususnya penderita berstatus pelajar. Kegiatan vaksinasi tersebut merupakan hasil dari koordinasi RSUD Banyumas dengan Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Jakarta, dan Rumah Sakit Umum Pusat dr Sarjito Yogyakarta.



Menurut Basalamah, pemberian vaksinasi disesuaikan dengan kondisi calon penerima. Pembedaan pemberian jenis vaksin ini didasari pada efek samping Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) yang sering terjadi pada vaksin Covid-19 merek Moderna.

“Untuk usia diatas 12 tahun (diberikan) vaksin Sinovac. (Penderita) yang berusia diatas 18 tahun dan belum diangkat limpanya diberikan vaksin Moderna, tapi yang sudah diangkat limpanya diberi vaksin Sinovac,” jelasnya, di Ruang Thalasemia RSUD Banyumas, Senin (23/8/2021).

Dalam penjelasan lanjutan terkait efek lanjutan pasca vaksin, pihaknya mengimbau para penerima vaksin untuk segera menghubungi dokter pendamping atau langsung ke IGD RSUD Banyumas apabila mengalami KIPI.

Ketua Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI) Kabupaten Banyumas, Erna Husein mengatakan pemberian vaksin Covid-19 kepada para penyandang thalasemia di Kabupaten Banyumas baru kali pertama dilaksanakan.

“Untuk thalasemia, vaksin yang pertama ini di Kabupaten Banyumas. (Kegiatan ini) mungkin yang pertama, bahkan di Jawa Tengah untuk thalasemia” katanya.

Erna berharap, rumah sakit khusus thalasemia yang ada di RSUD Banyumas dapat segera dibangun.

“Rumah sakit thalasemia harus nyaman, terutama untuk anak-anak kita yang benar-benar masih bayi, masih balita, mereka harus melakukan tranfusi (darah) setiap bulan bahkan ada yang setengah bulan sekali, tiga minggu sekali, betul-betul mereka membutuhkan darah dan mungkin seumur hidup,” lanjutnya. (riyanti)

(zend)