SOLO, solotrust.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menganggarkan pengadaan vaksinasi sebanyak tiga juta dosis untuk hewan ternak sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri dalam keterangan pers secara virtual di kanal Youtube Kementan, Kamis (16/6), mengatakan kedatangan vaksin PMK akan dibagi menjadi 2 tahap.
“Akan disiapkan anggaran pengadaan vaskinasi darurat PMK sejumlah 3 juta dosis, pada tahap pertama diadakan 800 ribu selanjutnya tahap kedua 2,2 juta dosis,” kata Kuntoro.
Kuntoro melaporkan, pada tahap pertama ada dua kali proses pengiriman vaksin PMK ke Indonesia. Vaksin yang sudah tiba tersebut langsung didistribusikan pada daerah yang membutuhkan.
“Sebagaian vaksin tahap pertama telah tiba pada hari minggu yang lalu tanggal 12 juni 2022 sebanyak 10.000 dosis, sementara pengiriman vaskin berikutnya pada tahap pertama dari total 800.000 dosis vaksin akan tiba kembali di Indonesia pada malam hari melalui bandara Soekarno-Hatta Kamis 16 juni 2022,” bebernya.
Pemerintah telah melaksanakan vaksinasi perdana pada selasa (14/6) lalu di dua lokasi peternak sapi rakyat di Sidoarjo Jawa Timur.
Kuntoro menekankan vaksinasi akan dilakukan pada hewan sehat terutama yang ada di zona merah dan kuning wabah PMK.
“Mengingat jumlah vaksin darurat masih sangat terbatas maka penyuntikan vaksin akan diprioritaskan untuk hewan sehat yang berada di zona merah dan kuning wilayah sumber perbibitan dan wilayah sentra perternakan sapi perah,” ungkapnya.
Untuk mempercepat vaskinasi massal Kementan menggelar Training Of Trainers (TOT) untuk melatih dan mempersiapkan tenaga kesehatan hewan medik veteriner serta paramedis agar dapat mengajarkan kepada tenaga kesehatan lainnya di daerah masing-masing.
“Dihadirkan pakar ahli dari produsen vaksin yang akan digunakan di Indonesia untuk memberikan informasi tentang vaksin tersebut serta bagaimana manajemen terhadap rantai dingin dan aplikasinya ke ternak,” ucap Kuntoro.
“Selain itu juga akan diberikan pemahaman mekanisme pendataan ternak, yang sekaligus digunakan untuk penandaan ternak pasca vaksinasi,” imbuhnya.
Kuntoro mengatakan upaya penanganan dan pengobatan wabah PMK di lapangan juga sudah dilakukan pada ternak bergejala ringan hingga berat namun meningat risiko penularan virus yang tinggi bersifat airbone dan dapat menular cepat hingga radius 10 km.
“Upaya lainnya tentu juga pemerintah lakukan dengan melakukan pemotongan bersyarat terhadap ternak yang tertular untuk mengurangi risiko penyebaran di beberapa lokasi,” ungkapnya.
Kuntoro menyatakan pihaknya akan melakukan pengetatan dan control terhadap lalu lintas hewan ternak dengan penerapan checkpoint.
Hal tersebut juga bertepatan dengan persiapan menjelang hari raya Iduladha. Sebab dengan menerapkan checkpoint karantina hewan dan tol laut, serta mempertahankan daerah yang maish bebas PMK. (luluk)
(zend)