Serba serbi

Indonesia Rencanakan Suntikan Booster Masyarakat Umum Tahun 2022

Kesehatan

25 Agustus 2021 16:48 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Biro Pers/Muchlis)

JAKARTA, solotrust.com – Pemerintah Indonesia merencanakan akan menyediakan suntikan booster bagi masyarakat umum mulai tahun 2022. Saat ini suntikan ketiga vaksin Covid-19 diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes) saja.

"Rencana kapan pemerintah akan melakukan suntikan ketiga? Kalau kita semakin cepat, diharapkan Januari bisa selesai semua (vaksinasi 1 dan 2). Di awal tahun depan (2022) kita sudah mulai suntik ketiga," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (25/8).



Suntikan ketiga vaksin corona secara klinis terbukti memberikan perlindungan lebih. Namun masih banyaknya masyarakat yang belum mendapat suntikan pertama vaksin, membuat booster belum dapat diberikan pada semua pihak.

"Memang isunya kenapa WHO tidak menganjurkan, bukan karena [alasan] clinical, tapi karena ethical. Sampai saat ini baru 58 juta rakyat Indonesia yang beruntung bisa dapat akses suntik pertama. Dan 30 juta untuk suntik kedua," ujar Budi.

Menkes menambahkan, berdasarkan diskusi dengan Presiden Jokowi program tersebut kemungkinan besar akan berbayar atau melalui skema BPJS.

“Sudah diputuskan beliau [Jokowi] bahwa ke depan yang akan dibayari negara kemungkinan besar hanya PBI [Penerima Bantuan Iuran] saja. Sedangkan yang lain kalau toh ada biaya tidak terlalu mahal, akan masuk skema umum, bisa beli sendiri atau skema BPJS,” ungkapnya.

Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah.

"Sehingga demikian harga suntikan bisa 7-8 dolar per 1 suntik atau enggak sampai Rp 100 ribu atau Rp 100 ribuan itu bisa dilakukan. Pendapat saya kita akan buka secara terbuka vaksin-vaksin yang masuk sehingga rakyat yang ingin mendapat booster bisa memilih," jelas Menkes.

"Yang memiliki uang, mau menyuntik Rp 100 ribu atau 150 ribu, bisa pilih, sedangkan PBI bisa subsidi BPJS," tutupnya.

(zend)