Entertainment

Awal Rekam Lagu Mendung Tanpo Udan, Kukuh Prasetya : Emoh, Aku Isin

Musik & Film

14 September 2021 13:50 WIB

Kukuh Prasetya (Foto: instagram/@kukuh_prasetya_92)

SOLO, solotrust.com – Kukuh Prasetya namanya kini makin bersinar, seiring lagu ciptaanya ‘Mendung Tanpo Udan’ makin didengar. Namun siapa yang menyangka Kukuh yang semula bercita-cita sebagai aktor justru membuat karya yang kini berdampak luar biasa dimasa pandemi, Begini kisahnya !

Kudamai, nama panggung yang ia pakai, merupakan lulusan ISI Jogja jurusan Teater. Pria kelahiran madiun ini mulanya dikenal sebagai aktor, bahkan ia rela bolak-balik dari Jogja ke Jakarta untuk mengadu nasib.



Namun saat awal pandemi Covid-19, kegiatan syuting Kukuh harus ditunda, bahkan ia terpaksa  tinggal di Jakarta sebab saat itu diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Maret 2020.

“Saat di Jakarta ada kerjaan syuting tiba-tiba di-break karena pandemi, akhirnya saya bingung mas di Jakarta ngapain sebab saya tidak kerja,” kata Kukuh Prasetyo dalam kanal Youtube mojokdotco.

Saat bingung tidak aktifitas keseharian yang dilakukan saat tinggal di Jakarta, Kukuh mulai sedikit-sedikit menulis lirik lagu. Dari situlah muncul ide untuk menulis lagu ‘Mendung Tanpo Udan’.

“Saat mengisi kekosongan awalnya saya membuat naskah untuk teater namun energy saya tidak kuat, setelah itu saya membuat lirik lagu dan selama 7 bulan saya disana,” ungkap kukuh.

Kukuh pun memberanikan diri untuk merekam demo lagu ‘Mendung Tanpo Udan’ di studio rekaman milik rekannya Kris Segara yang juga seorang musisi.

“Mas (Kris) saya punya lagu, lalu presentasi. Tanggapanya enak lalu diminta rekaman ditempatnya,” tuturnya.

Ia sempat merasa malu untuk rekaman. Tetapi dengan dorongan semangat dari rekannya, Kukuh mengumpulkan kepercayaan dirinya untuk mulai rekaman lagu yang tengah viral itu.

“Wis ayo ndang rekaman studio wis siap, ojo mas (Kris) isin aku [ ayo lekas rekaman sudah siap studionya, jangan mas, malu saya, sambil tersenyum,” imbuh  kukuh.

Hal menarik dari lagu ini ialah liriknya terdengar merakyat yakni moco koran (baca koran, red), sarungan dan dasteran. Dikatakan Kukuh ide menulis lirik tersebut dari cerita teman-temannya yang setelah lulus ingin kembali ke desa hidup sederhana dirumah bisa sarungan, membaca koran dan hal lain yang sederhana sehingga muncul diksi tersebut.

“Saat ngobrol dengan teman kuliah saling bertanya, gimana setelah lulus? jawabanya hampir sama aku pulang ke desa buat rumah sederhana, berlarian anak kecil dan melihat istri pakai dasteran,” terang Kukuh.

Berjalannya waktu, penyanyi asal Jogja Ndarboy Genk tertarik karya dari Kukuh Prasetya ini. Ndarboy ingin meminang lagu tersebut namun oleh Kukuh belum diizinkan

Saat itu Kukuh merasakan lagu ciptaanya ini seperti anaknya sendiri, tidak mudah dilepaskan. Namun Kukuh akhirnya mempercayakan lagu kesayangannya untuk dibawakan Ndarboy Genk hingga viral saat ini.

“Saat rilis lagu itu, mas Ndaru (Ndarboy Genk ) meminta izin untuk cover lagu, hampir 7 bulan dia terus meminta izin belum saya lepas. Sebab saya menganggap anak pada lagu ini,” pungkas Kukuh. (elv)

(zend)