SOLO, solotrust.com - Aktivitas pagi di Car Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi menjadi 'terganggu' ketika rombongan iringan-iringan Boyong Kedhaton melintasi di jalan protokol Kota Solo tersebut, Minggu (18/2/2018). Berbagai macam aktivitas, seperti ping pong, pameran seni, dan aktivitas lainnya harus menyingkir ke jalur lambat agar Karnaval dalam peringatan Hari Jadi Kota Solo itu bisa berjalan lancar. Antusiasme masyarakat yang tinggi, memaksa petugas untuk membatasi gerak masyarakat agar tidak mengganggu jalannya kirab tersebut.
"Cukup sesak, harus maksa agar bisa lihat ke depan. Karena istri saya ikut berpartisipasi jadi harus mendukung. Menurut saya acaranya bagus sekali, jadi sarana rekreasi yang murah meriah," ungkap salah seorang penonton, Darto (37) warga Boyolali kepada solotrust.com.
Kirab Boyong Kedhaton menceritakan era pindahnya Keraton Kartasura ke Surakarta yang diikuti oleh lebih dari 50 ribu rakyatnya. Dari prosesi itulah, lahirlah sebuah kota yang sekarang dikenal sebagai Surakarta Hadiningrat atau Kota Sala/Solo. Pertunjukan yang mengusung konsep Solidaritas dalam kebhinekaan itu mampu 'menyedot' perhatian pengunjung CFD.
Baca juga : Catat, Minggu Ini di CFD Ada Karnaval Boyong Kedhaton
"Pada prosesi ini didukung lebih dari 500 peserta kirab baik dari dalam maupun luar Kota Solo. Nanti ada Replika Boyong Kedhaton, pasukan Keraton Surakarta, dan masih banyak yang lainnya. Yang pasti, karya ini untuk warga Kota Solo," jelas Kabid Kesenian, Sejarah dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Maretha Dinar, beberapa waktu lalu.
Sebanyak 13 kelompok turut meramaikan karnaval Boyong Kedathon kali ini. Seperti Replika Boyong Kedhaton, Pasukan Keraton Surakarta, Drumband Gita Pamong Praja, Wayang Orang Sriwedari
Komunitas Sepeda Onthel, Dalmas Liong, Komunitas Sri Jagannath Yogyakarta hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surakarta. Kegiatan selanjutnya akan digelar Opera Kolosal di Jl Jenderal Sudirman. (vin)
(way)