SOLO, solotrust.com – Ngomongin soal musik, kalian pasti tahu lagu “Rindu Solo” karya Elizabeth Sudira dong, Solotrusters. Namun tahukah kamu gimana awalnya proses lagu easy listening ini lahir?
Nah, bicara tentang Rindu Solo, Elizabeth Sudira baru-baru ini berbagi cerita tentang proses pembuatan lagunya. Sang komposer mengisahkan penulisan karya lagu Rindu Solo berawal dari satu kalimat yang mencerminkan kecintaannya pada Kota Solo.
Di acara Tea Talk diselenggarakan The Sunan Hotel Solo, Jumat (01/10/2021), Elizabeth Sudira menyatakan lagu Rindu Solo terinspirasi dari kalimat “ini tempat terbaik” yang merupakan bentuk rasa cinta terhadap kota kelahirannya.
“Jadi berawal dari rasa cinta saya yang tidak pernah pergi meninggalkan kota ini sejak lahir hingga sampai hari ini saya berusia 30 tahun. Saya sekolah, kerja, keringat, dan air mata, saksinya adalah kota ini,” cerita wanita kelahiran 19 Januari.
Elizabeth Sudira juga menyatakan kalimat dalam lagu Rindu Solo merupakan ilham dari Tuhan yang keluar begitu saja ketika dirinya tengah bersiap istirahat malam.
“Itu adalah ilham dari Tuhan. Jadi sebenarnya itu bukan saya yang menciptakan, tapi Tuhan yang menciptakan dan itu hanya saja lewat saya,” jelas peraih penghargaan Kartini Award 2020 dari The Sunan Hotel Solo.
Foto bersama kegiatan Tea Talk "Solo di Mata Pemandu Wisata" di The Sunan Hotel Solo, Jumat (02/10/2021). (Dok. solotrust.com/cahyarani)
Elizabeth Sudira mengakui kalau dirinya nggak memiliki tulisan lirik asli sebab merasa lagu itu keluar begitu saja dari pikirannya.
“Saya kemudian menciptakan lagu itu dan sampai saat ini saya tidak punya tulisan liriknya, karena itu langsung keluar begitu saja,” kata dia.
Penyanyi yang juga dikenal sebagai MC ini merasa lagu garapannya merupakan sebuah potret dari Kota Solo saat ini, berbeda dengan komposer sebelum-sebelumnya cenderung memotret keadaan seperti pada zamannya.
“Istilahnya saya sedang memotret kota ini di tahun 2018 saat ini. Eyang Gesang memotret di tahun 1950-an, Mas Didi di tahun 1990-an, dan saya memotret Solo di tahun 2018. Potretnya bukan berbentuk foto, melainkan berupa lagu,” tuturnya.
Elizabeth Sudira selain dikenal sebagai penyanyi, ia juga pernah mendapatkan gelar Putri Solo II pada 2010, Duta Bahasa Nasional 2011 serta sempat menjadi maskot acara Solo International Performing Art (SIPA) 2019.
Tea Talk bertempat di The Sunan Hotel Solo mengangkat tema “Solo di Mata Pemandu Wisata” juga menghadirkan Ketua Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI), Agung Setyodinoto dan Ketua Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA), Solo Pri Siswanto. (cahyarani)
(and_)