SOLO, solotrust.com - Kota Solo terus berupaya membuktikan diri sebagai Kota Vokasi. Namun tampaknya Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta masih punya beberapa pekerjaan rumah.
Salah satunya terkait daya serap lulusan SMK di dunia kerja. Faktor bahasa digadang-gadang menjadi salah satu penyebab lulusan SMK itu belum bisa terserap secara maksimal.
Padahal, sekolah vokasi seperti SMK menjadi ujung tombak penyedia sumber daya manusia (SDM) yang kompeten bagi dunia kerja. Sayangnya, sekolah vokasi di Indonesia belum optimal dan masih tertinggal jika dibandingkan dengan sekolah vokasi di luar negeri.
"Selama ini yang lulusan SMK harusnya langsung bisa terserap di dunia kerja, tapi faktanya tidak. Masalahnya ada di skill, teknologi, dan bahasa. Kalau pun kemampuan dan teknologi itu sudah menguasai, tetapi terkendala di bahasa, ya sama saja," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surakarta Budi Yulistiyanto usai beraudiensi dengan Delegasi Australia di Balai Kota Surakarta, Selasa (20/2/2018).
Dalam audiensi itu, lanjut Budi, membahas keinginan delegasi Australia itu untuk membantu Kota Solo dalam menyelesaikan masalah tersebut. Budi mengatakan di Australia sudah memiliki lembaga yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang kompeten. Dalam audiensi itu, kata Budi juga menyinggung luasnya lapangan pekerjaan di Australia.
"Mereka ingin membantu dan memulainya di Kota Solo. Untuk itu kita menjadi pilot project-nya mereka. Sehingga harapan ke depannya begitu lulus, (lulusan SMK) bisa langsung kerja ke mana saja," kata Budi. (vin)
(way)