Hard News

Tingkatkan Produksi dan Pendapatan Petani Tembakau, Bangun JUT dan JITUT Di Desa Penghasil Tembakau

Jateng & DIY

5 November 2021 13:57 WIB

Ilustrasi.

SUKOHARJO, solotrust.com- Tingkatkan produktifitas tembakau, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo bangun Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jalan Usaha Tani (JUT). Anggaran yang digunakan yakni berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2021.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, pihaknya saat ini melakukan pengecekan pelaksanaan kegiatan yang didanai dari DBHCHT.  Dinas Pertanian dan Perikanan mendapatkan anggaran Rp 912.000.000 dari DBHCHT 2021 untuk Bidang Kesejahteraan Masyarakat dalam Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku.



"Jalan usaha tani salah satunya yakni di Desa Pondok, Kecamatan Grogol yang merupakan salah satu wilayah yang menanam tembakau," kata Bagas, Kamis (4/11).

Menurut Bagas, secara umum, anggaran yang diterima Dinas Pertanian dan Perikanan yang berasal dari DBHCHT digunakan untuk pembangunan jaringan irigasi tingkat usaha tani (Jitut) dan jalan usaha tani (Jut), pelatihan petani tembakau.

"JUT ada 4 unit, JITUT 4 unit dan pelatihan petani tembakau 200 orang. Per unit untuk JUT dianggarkan Rp 100 juta sedangkan JITUT Rp 65 juta," kata Bagas.

Lebih lanjut dikatakan Bagas, untuk JUT dibangun di Desa Blimbing Kecamatan Gatak, Desa Kudu Kecamatan Baki, Desa Karanganyar Kecamatan Weru, dan Desa Pondok Kecamatan Grogol. Lalu, untuk JITUT, dibangun di Desa Kagokan dan Sanggung, Kecamatan Gatak; Desa Menuran, Kecamatan Baki serta Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura.

"Untuk yang Desa Pondok, panjang 150 meter, ketebalan 12 cm lebar 2,5 meter. Pengerjaan cor dengan tulang besi. Kalau jalan usaha taninya bagus, mengangkut hasil panen juga cepat, tidak ada kendala yang pada akhirnya menghemat biaya produksi, karena tidak ada kendala," bebernya.

Bagas berpesan kepada para kelompok tani, pemerintah desa dan pendamping petani untuk merawat jalan dan saluran yang sudah dibuat. Infrastruktur ini supaya dimanfaatkan dengan baik oleh para petani.

"Mendapatkan anggaran dari DBHCHT untuk membangun infrastruktur di desa ini juga merupakan salah satu keuntungan pemerintah desa," katanya.

Lebih lanjut dikatakan Bagas, setidaknya tanaman tembakau terkonsentrasi di Kecamatan Grogol, Baki, Gatak, Weru dan Kartasura. Rata-rata perhektar mencapai 25 ton, ada peningakatan produksi pada 2021 ini mencapai 28 ton.

"Tahun ini ada peningkatan produktifitas yang menggembirakan, kami berharap, alokasi dari DBHCHT tahun depan dapat meningkat," katanya.

Kemudian, Pemerintah juga berupaya memfasilitasi kemitraan kelompok tani dengan pedagang besar untuk melakukan pembelian yang sesuai dengan harga pasar. Kemitraan ini sudah berlangsung sejak lama supaya ada kepastian pembeliam tembakau hasil panen petani.

"Saat ini ada 80 hektar tanaman tembakau. Kita berupaya untuk mempertahankan, kalau bisa ya akan kita tambah luas tanam tembakaunya," terang Bagas.

()