Pend & Budaya

Srawung Seni Sakral 2021 Hadirkan Simposium hingga Pameran Instalasi Pawukon

Pend & Budaya

13 November 2021 14:56 WIB

Salah satu pertunjukan dalam gelaran Srawung Seni Sakral 2018 di halaman Museum Radya Pustaka, Rabu (12/09/2018). (Foto: Dok. Istimewa/laman resmi Surakarta)

Solotrust.com - Lembaga Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional (Jarahnitra) didukung Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) 2021 Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidkan Kebudayaan Riset dan Teknologi akan menyelenggarakan Srawung Seni Sakral. Acara ini terdiri atas tiga tiga kegiatan utama, yakni Simposium Kebudayaan, Pameran Seni Instalasi Pawukon, dan Pergelaran Seni Sakral.

Dalam rilis diterima solotrust.com, Sabtu (13/11/2021), disebutkan adanya upaya pemajuan dan perlindungan budaya oleh pemerintah.



"Seni sakral adalah kesenian yang tercipta sebagai wujud rasa syukur manusia kepada Tuhan. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kultural, spiritual, dan religius. Nilai-nilai itu dapat dirasakan melalui keindahan gerak, suara, dan rupa serta dihadirkan kembali di ruang dan waktu yang tepat." Demikian bunyi rilis Srawung Seni Sakral.

Disebutkan pula, kesenian sakral juga berada pada posisi tak menguntungkan. Kesenian ini berhadapan dengan seni pertunjukan kemasan untuk kepentingan bisnis wisata. Padahal tak semua kesenian dikomersialkan.

Ada beberapa pertanyaan perlu digali lebih dalam, yakni kurangnya organisasi yang perhatian untuk melestarikan seni sakral, regenerasi pelaku seni sakral, dan orientasi pada seni pertunjukkan untuk kepentingan bisnis.

Simposium pada gelaran Srawung Seni Sakral diselenggarakan 16 November 2021 pukul 10.00 hingga 13.00 WIB. Sementara Pameran Instalasi Pawukon pada 16 hingga 18 November dan Pergelaran Seni Sakral digelar 18 November 2021 mulai pukul 19.00 WIB. Seluruh acara disiarkan secara live melalui channel YouTube Lembaga Jarahnitra dari Taman Budaya Jawa Tengah.

Sementara untuk para penampil acara Srawung Seni Sakral, selain diisi Pameran Seni Instalasi Pawukon dari Bibit 'Jrabang' Waluya (Perupa Kota Solo) juga disemarakkan A Capella Tari ‘Perang’ (Wasi Bantolo), Tari Salonreng Appakase’re Sumanga (Lembaga Seni Batara Gowa Makassar), Monolog ‘Daya Dayaning Budi’ (Dedek Witranto-Kediri), Kolaborasi Seni Rupa Instalasi (Jrabang-Solo), Ruwatan Sengakala Negara (Malang Dance & Padepokan Seni Mangun Dharmo-Malang), serta Tari Rejang Renteng (Kelompok Rejang Renteng-Bali), Karya Kolaborasi “Mataya Maduswara” komposer Peni Candrarini dan penari Nungky Nurcahyani, Dhorotea Quin, Retno Sulistiyorini, serta Dewi Galuh Sintosari. (dd)

(and_)