SOLO, solotrust.com - Anggota Koperasi Simpan Pinjam - Sejahtera Bersama (KSP-SB) Kota Solo, merupakan korban gagal bayar dari dana simpanan mereka di koperasi tersebut. Para korban gagal bayar ini mendatangi dan menggelar aksi damai dengan tujuan meminta kejelasan di kantor cabang KSP-SB di Jl. Adi Sucipto, kawasan Manahan, Solo, Selasa (30/11).
Sekitar 25 orang dari 4.680 anggota KSP-SB Solo yang datang membawa poster-poster bertuliskan tuntutan dan ungkapan kekecewaan pada pengurus KSP-SB Solo.
"Aksi damai bukan demo yang anarkis, kita hanya ingin menanyakan pembayaran skema pertama yang seharusnya selesai Juli kemarin, sampai sekarang belum terealisasi," ucap Ketua Fakta Solo Fransborg DK kepada wartawan setelah bertemu dengan Branch Manager (BM) KSP-SB Kota Solo Yulia Wuryantini.
Permasalahan gagal bayar tersebut menjadi perhatian serius karena tagihan sudah mencapai Rp8,8 triliun dari 58.825 anggota di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk regional Solo memiliki 6.700 anggota dengan total dana sekitar Rp270 miliar.
Dalam skema pembayaran yang tertuang dalam homologasi, KSP-SB Solo diharuskan membayar simpanan anggota secara bertahap setiap enam bulan sekali selama lima tahun dan tanpa imbal jasa.
Namun KSP-SB hingga kini baru mencairkan dana kurang dari Rp500 juta untuk 200 nasabah pada skema pencairan tahap pertama, seharusnya pembayaran tahap pertama sebesar 4 persen sudah dilakukan pada bulan Juli 2021 lalu.
Fransborg menyebutkan KSP-SB mulai gagal bayar sejak April 2021, lalu pengurus dan pengawas KSP-SB hanya menerbitkan surat edaran pada tanggal 16 April 2020, dimana disebutkan simpanan berjangka anggota yang jatuh tempo pada 20 April 2020 harus diperpanjang dengan alasan pandemi Covid-19.
"KSP-SB secara sepihak memberikan surat untuk membuat secara otomatis seluruh simpanan dari April sampai Desember itu diperpanjang, otomatis jasa tidak bisa diambil, simpanan juga tidak bisa diambil," kata Fransborg.
menurut fransborg, Para anggota KSP-SB korban gagal bayar tersebut, telah melakukan berbagai upaya agar dana berupa deposito dan berbagai macam tabungan, yang nilainya dari paling kecil Rp 5 juta sampai yang mencapai miliaran rupiah diharapkan segera dikembalikan.
Dia bersama para anggota lain berharap pemerintah bisa membantu untuk menyelesaikan masalah di KSP-SB yang bisa berpengaruh terhadap citra koperasi.
Fransborg mengaku tidak menyangka KSP-SB merupakan lembaga bergengsi tapi lalai dalam memenuhi tanggung jawab.
"Ya engga menyangka saja karena KSP-SB ini sudah berdiri lama, dan peringkat 7 nasional dan dapat penghargaan lencana juga dari Presiden Jokowi," ucap Fransborg.
Hingga berita ini di turunkan, tim peliputan Solotrust.com telah berusaha menemui BM KSP-SB Yulia Wuryantini saat akan dimintai keterangani tentang masalah tersebut, namun untuk memberikan keterangan. Ia menyatakan lewat Satpam sedang sibuk dan tidak bisa menemui wartawan. (ari)
(zend)