Pend & Budaya

PKS Buka Sekolah Tani Ternak Nelayan di Karanganyar

Pend & Budaya

28 Desember 2021 19:31 WIB

Presiden PKS Akhmad Syaikhu didampingi Bupati Karanganyar Juliyatmono bersama para pengurus PKS dalam acara pembukaan sekolah tani ternak nelayan di Dusun Tagung Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Selasa (28/12/2021)

KARANGANYAR, solotrust.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membuka sekolah tani ternak nelayan guna mencetak generasi muda petani peternak dan nelayan milenial. Sekolah nonformal ini dibuka langsung secara perdana oleh Presiden PKS Akhmad Syaikhu di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Akhmad Syaikhu menyebut bidang pertanian hanya digeluti 2,7 juta pemuda pemudi Indonesia. Sementara 33 juta petani lainnya berusia 50 tahun ke atas alias usia lanjut.



“Jika tidak diubah, maka siapa yang mau bertani, beternak, dan nelayan, padahal kebutuhan pangan terus meningkat. Sekolah tani ternak nelayan ini mengantisipasi loss generation petani peternak nelayan di Indonesia,” ujar anggota DPR RI dari Fraksi PKS dalam sambutannya di pembukaan sekolah petani peternak nelayan di Dusun Tagung, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (28/12/2021).

Dalam kesempatan itu, Akhmad Syaikhu menyemangati para generasi muda agar membangun Indonesia melalui pertanian. Dia menyebut bisnis di tiga bidang itu potensial memakmurkan saat ini. Usaha bercocok tanam juga harus didukung regulasi pemerintah.

“Jatuh bangun para petani ini. Pemerintah sendiri juga harus hadir dengan proteksi, misalnya membeli seluruh hasil buminya agar harga komoditas sembako stabil,” ungkapnya.

Kabupaten Karanganyar sejauh ini dianggap paling siap membuka sekolah petani peternak nelayan lantaran didukung infrastruktur, sarana, dan sumber daya manusia (SDM) memadai.  

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Riyono, mengatakan sekolah petani peternak dan nelayan menggandeng pelatih dan pengajar dari PKS maupun praktisi.

Selama mengenyam pendidikan, peserta didik tidak dipungut biaya. Materi disampaikan secara tatap muka maupun virtual. Beberapa materi diajarkan, di antaranya memproduksi pupuk organik, beternak domba, dan udang.

“Sekali tiap dua pekan diadakan sesi sekolah online dan offline. Sekelas tatap muka 20 orang dulu, lainnya mengikuti offline. Kita ingin menghasilkan produk yang bisa bersaing di pasar internasional, bukan sekadar konsumsi dalam negeri,” ujar Riyono.

Sementara itu, Bupati Karanganyar Juliyatmono yang  hadir dalam pembukaan sekolah tani ternak nelayan mengatakan, para petani milenial dihadapkan pada persoalan mengolah lahan secara efektif dan efisien.

Alat dan mesin pertanian merupakan sarana penting. Permasalahan lain pada pengondisian pasar penjualan produk pertanian. Kebanyakan petani masih bergantung pada tengkulak. Di lain sisi, pertanian di Kabupaten Karanganyar masih membuka peluang bagi para milenial.

“Lahan pertanian lestari masih 24 ribu hektare. Kita jaga dari alih fungsinya. Surplus beras 6000 ton per tahun,” sebutnya. (joe)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya