SOLO, solotrust.com - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Solo bekerja sama dengan Smile Train dan Yayasan Senyum Kemanusiaan sukses melaksanan dua kali operasi gratis bagi penyintas celah bibir dan langit-langit (bibir sumbing) pada 12 Desember 2021 dan 16 Januari 2021.
Adapun dua kali penyelenggaraan tersebut dikarenakan banyaknya permintaan dari calon peserta. Direktur RSUP Solo, Jamilatun Rosidah mengatakan bahwa peserta operasi tersebut melampaui perkiraan pihak RSUP Solo sebelumnya, hingga terdapat 28 pendaftar operasi.
Sehinga dari 28 peserta tersebut kemudian dilaksanakan dua kali operasi, dengan 12 peserta pada periode operasi bulan Desember, 16 peserta dioperasi pada Januari ini, serta melibatkan 5 dokter.
“Kalau Minggu (12/12/2021) rencana mau sekali, tapi pesertanya melebihi dari yang kita perkirakan, maka kita pecah menjadi dua pelaksanaan. Jadi 12 peserta – 1 peserta tidak lolos screening – dilaksanakan pada Desember. Sama Januari (16/1/2022) kemarin ada 16 – namun ada 1 yang tidak datang, mungkin karena sakit – ,” ujarnya pada Solotrust.com, Rabu (19/1)
Peserta anak-anak terutama di bawah 1 tahun menjadi peserta paling banyak, namun ada pula peserta dewasa di usia 22 tahun. Jamilatun menyatakan pihaknya terbuka bagi siapa saja pendaftar, baik anak-anak maupun dewasa, mampu dan tidak mampu, tak terkecuali bagi peserta dari luar kota.
“Kita terbuka bagi siapa saja. Kita juga tidak membatasi yang mampu atau tidak mampu, asal secara klinis memenuhi. Untuk daerah asal malah lebih banyak dari luar Solo, paling jauh Tegal, Pacitan, Ngawi. Untuk usia, rentang paling banyak di bawah 1 tahun, antara 2-6 bulan, tapi ada juga yang 22 tahun,” kata Jamilatun.
Jamilatun mengatakan terselenggaranya kegiatan tersebut, merupakan wujud bakti RSUP Solo kepada masyarakat. Selain itu juga untuk memperkenalkan RSUP Solo sebagai rumah sakit umum, di mana sebelumnya (sebelum 2020) dikenal Balai Besar Kesehatan Paru masyarakat (BBKPM).
Kini RSUP Solo juga mampu melakukan pelayanan-pelayanan lain di luar permasalahan paru-paru, tak terkecuali pelayanan bedah.
“Tujuan kegiatan ini, pertama untuk berperan di sisi sosial, memang dari awal rumah sakit bukan untuk mencari profit, tetapi menjadi suatu kegiatan sebagai wujud peran sosial rumah sakit bagi masyarakat. Yang kedua memperkenalkan Rumah Sakit ini (RSUP Solo), yang dulu lebih dikenal sebagai balai atau rumah sakit paru, sudah menjadi rumah sakit umum, dan di antaranya untuk pelayanan bedah,” terang Jamilatun.
Dari dua kali penyelenggaraan tersebut, Jamilatun juga menyatakan tidak ada kendala berarti di lapangan.
“Kendala relatif tidak ada. Kalau kegiatan (pada bulan Desember) merupakan pertama di RSUP Solo, tentu kita upayakan persiapan sematang mungkin. Sedangkan di kali kedua (di bulan Januari) relatif lancar, karena sudah matang secara mental setelah yang pertama,” kata Jamilatun.
Setelah sukses melaksanakan dua kali operasi gratis bagi penyintas celah bibir dan langit-langit, Jamilatun juga menyatakan bahwa RSUP ke depan akan menyelenggarakan lagi pelayanan gratis tersebut. Terlebih dengan masih banyaknya permintaan masyarakat, utamanya di Solo Raya sendiri.
“Setelah dua kegiatan ini akan kita evaluasi dan rencanannya akan kita lakukan secara rutin, cuma nanti berkala-nya berapa bulan akan kita tentukan nanti. Kalau kita lihat kebutuhannya masih banyak, karena walaupun banyak yang dari luar kota, ternyata yang seputaran Sukoharjo juga masih banyak,” tandasnya. (dks)
(zend)