Serba serbi

Penyebab Henti Jantung di Usia Muda seperti Dialami Putri Nurul Arifin, Ini Penjelasan Dokter

Kesehatan

28 Januari 2022 21:31 WIB

Dokter spesialis jantung Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Habibie Arifianto

SOLO, solotrust.com - Kasus penyebab henti jantung hingga mengakibatkan kematian putri sulung polikitus senior Partai Golkar, Nurul Arifin beberapa waktu lalu menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, banyak orang tak menyangka di usianya masih tergolong muda, 27 tahun, Maura Magnalia Madyaratri, ditemukan meninggal dunia oleh asisten rumah tangganya di meja makan.

Menurut Nurul Arifin yang juga seorang anggota DPR RI, sebelum Maura meninggal, putri sulungnya tidak tidur karena mempersiapkan wisudanya di salah satu universitas di Australia. Maura juga disebut mengalami stres dan kondisi tubuhnya drop.



Dokter spesialis jantung Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Habibie Arifianto, mengatakan kasus henti jantung dialami Maura biasanya disebabkan faktor genetik atau keturunan.

Dia menambahkan, kasus henti jantung terbanyak adalah gangguan aktivitas listrik jantung. Ini bisa mengakibatkan gangguan irama fatal yang membuat seseorang pingsan hingga berujung kematian.

"Kalau terminologi henti jantung jelas fatal karena saat terjadi henti jantung otomatis fungsi jantung sebagai pompa darah keseluruhan tubuh akan terhenti. Saat pasukan oksigen terhenti, maka nutrisi ke otak, organ tubuh lainnya, hingga ke otot jantung juga akan berhenti, jelas Habibie Arifianto, Jumat (28/01/2022).

"Ini akibatnya bisa fatal. Biasanya henti jantung disebut juga cardiac arrest atau sudden cardiac death. Saat terjadi gangguan irama jantung yang fatal, hanya membutuhkan beberapa detik hingga pasien akan bergejala, biasanya pingsan, kejang, dan pasien akan kolaps," sambungnya.

Jka ada kejadian seseorang mengalami henti jantung harus segera dilakukan pijat jantung luar. Cara ini disebut Habibie Arifianto memungkinkan korban untuk dapat mengembalikan sirkulasi darah hingga sadar kembali. Namun, apabila tidak ada yang membantu untuk melakukan pijat jantung luar tentu gangguan irama akan berlanjut hingga pasien ditemukan meninggal dunia.

Sementara itu, terkait dengan Nurul Arifin menyebut Maura tidak tidur dan kondisi tubuhnya drop, Habibie Arifianto menyampaikan dua hal ini bisa memicu perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis. Hal ini memang bertanggung jawab terhadap peningkatan aktivitas kelistrikan jantung dan akan berujung pada gangguan irama jantung yang sifatnya fatal.

"Serangan jantung adalah terminologi yang digunakan untuk kejadian tersumbatnya pembuluh darah koroner yang mendadak, biasanya mengakibatkan nyeri dada hebat. Sedangkan, henti jantung biasanya diakibatkan karena gangguan irama yang fatal dan bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti serangan jantung, faktor genetik atau keturunan, hingga gagal jantung. Henti jantung biasanya lebih mematikan dibanding serangan jantung," imbuhnya.

Di lain sisi, henti jantung di usia muda, lanjut Habibie Arifianto, sebenarnya merupakan kasus yang sangat jarang, apalagi jika berkaitan dengan gangguan irama. Beberapa penyakit genetik atau keturunan dapat mengakibatkan henti jantung mendadak, di antaranya Sindrom Brugada, Sindrom Long QT, dan kardiomiopati hipertrofik.

"Henti jantung adalah masalah kesehatan yang serius, maka cara penanganannya pun tak boleh disepelekan. Bila menyaksikan korban mengalami henti jantung mendadak, kita bisa meminta bantuan tim medis atau dibawakan alat Automatic Electrical Defibrillator (AED) yang sudah banyak tersedia di tempat umum, seperti bandara dan pusat perbelanjaan. Sambil menunggu bantuan datang, kita bisa memberikan bantuan hidup dasar dengan pijat jantung luar/resusitasi jantung," tuturnya.

Langkah ini disebut Habibie Arifianto sangat penting bagi anggota masyarakat untuk memahami cara-cara bantuan hidup dasar. Pemangku kepentingan diminta untuk menyediakan AED sehingga dapat membantu korban dengan henti jantung mendadak.

Adapun untuk langkah pencegahannya, apabila diketahui memiliki riwayat keluarga meninggal mendadak di usia muda atau riwayat sering pingsan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter jantung.

"Tujuannya untuk dicari kemungkinan adanya gangguan irama atau struktur jantung yang dapat menyebabkan henti jantung di masa mendatang," pungkas Habibie Arifianto. (awa)

(and_)