JAKARTA, solotrust.com - Pemerintah terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Target pemerintah menurunkan angka stunting dari angka 24 persen menjadi 14 persen pada tahun 2022.
Guna mendukung komitmen tersebut, bertepatan dengan Hari Gizi Nasional, Southeast Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for Food and Nutrition (RECFON) menyelenggarakan rangkaian webinar berskala internasional di Jakarta, dari tanggal 27-29 Januari 2022.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti dalam sambutannya mengatakan bidang pendidikan mampu berkontribusi dalam memerangi stunting dan obesitas yang merupakan kunci pembangunan kualitas SDM Indonesia,
“Kami juga ingin memastikan bahwa bidang pendidikan bisa berkontribusi secara signifikan untuk menangani masalah stunting dan obesitas,” kata Suharti, pada siaran pers dari laman resmi Kemendikbudristek yang diakses Selasa (2/2).
Kemendikbudristek juga telah menyusun dan melaksanakan kebijakan dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi untuk pencegahan kasus stunting dan obesitas.
“Sebagai contoh, penguatan satuan PAUD dilakukan dengan pendekatan holistic integrative yang mengedepankan pola pengasuhan dan juga menyangkut pengetahuan serta asupan gizi yang baik,” ujar Suharti.
Directur SEAMEO RECFON, Muchtaruddin menambahkan bahwa satuan pendidikan merupakan tempat strategis untuk menjangkau kelompok-kelompok usia penting dalam mengatasi masalah gizi.
“Dalam upaya penanganan masalah gizi dan stunting, SEAMEO RECFON menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan mitigasi dan pendekatan prevensi atau pencegahan,” tutur Muchtaruddin.
Ia menambahkan SEAMEO RECFON telah melaksanakan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana dan target strategis penanggulangan gizi yang ditetapkan. Ia menyebut program-program tersebut telah sesuai dengan kebijakan tingkat regional melalui SEAMEO Council dan kebijakan nasional melalui Kementerian Pendidikan.
Tenaga Ahli Utama, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Kantor Staf Presiden RI, Brian Sriphastuti menyampaikan persebaran Pos Layanan Terpadu (Posyandu) sudah mencapai kurang lebih 290 pos di seluruh daerah Indonesia.
“Upaya intergrasi Posyandu aktif dengan PAUD dapat menunjukkan bahwa pola asuh merupakan core dalam pencegahan stunting. Posyandu menjadi harga utama terdepan dalam penanganan pencegahan stunting,” tegas Brian.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Manusia dan Pemeretaan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden, Suprayoga Hadi mengatakan bahwa Presiden telah memberikan target penurunan angka stunting sebesar tiga persen setiap tahunnya.
“Tentu ini bukan perkara mudah, namun pemerintah mendorong adanya kolaborasi dari pihak pemerintah maupun swasta, di samping itu pemerintah pusat tetap berkomitmen terutama dari sisi pendanaan terkait stunting tidak ada yang dikurangi. Terutama dengan terbitnya Perpres nomor 72 tahun 2021 yang menjadi pondasi hal-hal apa saja yang perlu diperkuat,” kata Suprayoga.
“Penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi sebaiknya dilakukan untuk menghasilkan sebuah rekomendasi yang applicable dan implementable untuk perbaikan pelaksanaan program, terutama program penurunan stunting,” lanjutnya, menyoroti pentingnya peran dunia pendidikan.
Selain rangkaian webinar, SEAMEO RECFON juga meluncurkan enam media edukasi gizi produk pendukung pengentasan stunting di Indonesia.
Adapun rangkaian webinar dan pelucuran media edukasi gizi mendapat dukungan penuh dari beberapa kementrian yakni, Kemendikbudristek, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (ysn)
(zend)