SOLO, solotrust.com – Selama bulan ramadan biasanya masyarakat mencari buah kurma untuk kudapan berbuka puasa. Menariknya kurma menjadi salah satu komoditas yang tidak mengalami peningkatan harga signifikan sejak pandemi menghantam global.
“Kalau misal daerah sini saya bilang terbilang bagus, cuman engga tau kenapa saat ini beda dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu itu biasanya sebulan sebelum puasa sudah ramai, kalo sekarang engga serame tahun lalu,” ujar Penjual Buah Kurma di kawasan Pasar Kliwon, Solo, Haikal.
Haikal mengungkapkan naik turunnya harga kurma disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya permintaan pasar yang belum tinggi.
“Kalau tahun lalu harga murah, menengah ke mahal kelihatan tuh, tapi kalau sekarang stabil terus. Mungkin itu salah satu penyebab engga terlalu ramai. Dan penyebabnya juga karena Omicron yang muncul,” jelasnya saat ditemui Solotrust.com, Kamis (10/3).
Menurut Haikal, biasanya dua hingga satu bulan sebelum puasa, harga kurma sukari awalnya Rp110 ribu/kilogram, namun selama bulan puasa naik menjadi Rp135-150 ribu/kilogram.
“Nah, tapi kalau sekarang karena dari awal distributor tetapkan harga Rp135 ribu ada kemungkinan (harga) stabil sampai puasa nanti, Rp135-150 ribu ya segitu range harganya,” jelasnya. (rich/lulu)
()