SOLO, solotrust.com – Pelaksana teknis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau Loka POM Solo mengandeng Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten (DKK) tengah berkomitmen mengurangi produksi karak berborax di Soloraya.
Kepala Loka POM Solo Muhammad Fajar Arifin mengatakan, bahwa pengurangan produksi karak berborax di Solo menjadi agenda utama pihaknya bersama DKK saat ini.
“Kalau di Solo program tahun ini itu karak, tapi karak yang bebas borax,” katanya kepada awak media di sela-sela acara Pendampingan UMKM Komunikasi Informasi dan Edukasi Cerdas Memilih Obat yang Aman bersama Gus Nabil Haroen di Karangasem, Laweyan Solo, pada Kamis (10/3).
Menurutnya, penggunaan borax yang masif ini disebabkan tradisi produksi karak itu sendiri, yang umum menyertakan borax berbahaya seperti bleng, cetitet, atau pijer. Sehingga pihaknya mengupayakan pemilahan karak bebas borax yang aman konsumsi.
Terlebih, penggunaan borax memiliki efek jangka panjang yang berbahaya, kendati karak berborax dinilai memiliki cita rasa yang nikmat di mata masyarakat.
“Yang bebas borax ini perlu kita pilah-pilah lagi, karena ini sudah turun temurun tradisi, bahwa karak kalau nggak dikasih borak nggak marem (puas-red), tapi itu jangka panjang berbahaya sekali,” terangnya.
Selain pemilahan yang nantinya pihaknya bersama DKK tidak akan memberi perizinan pada karak berborax, pihaknya juga akan melakukan pembinaan dengan memilihkan alternatif bahan-bahan membuat karak tanpa borax, yang aman konsumsi, seperti: Sodium tripoliposfat (STTP/STPP) dan tepung kanji.
“Ada pengantinya, ada Stpp, tepung kanji, itu dengan beberapa alternatif,” jelasnya.
“Dari dinas kabupaten/kota pun kalau produksinya masih ada borax izinnya tidak dikeluarkan,” pungkas Muhammad Fajar Arifin. (dks)
()