Ekonomi & Bisnis

Kelonggaran Perjalanan, Sejumlah Perusahaan Bus Masih Sulit Cari Penumpang

Ekonomi & Bisnis

11 Maret 2022 23:25 WIB

Area penjemputan penumpang di Terminal Tirtonadi, Kamis (10/03/2022). (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Penghapusan syarat tes PCR dan antigen per Selasa (08/03/2022) yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 11 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19, nyatanya tak langsung berdampak pada beberapa pelaku usaha seperti perusahaan otobus (PO).

Hal itu diungkapkan pegawai yang berjaga di loket PO Bus Eka di Terminal Tirtonadi, Yono. Menurutnya, selama diperlakukan dua hari sejak Selasa (08/03/2022) hingga Kamis (10/03/2022) belum nampak peningkatan penumpang di PO-nya yang melayani perjalanan Solo-Purwokerto dan Solo-Bandung. Bahkan ia menyebut ada penurunan penumpang.



“Penurunan, belum ada peningkatan, dari Solo belum ada peningkatan,” katanya kepada solotrust.com, Kamis (10/03/2022) kemarin.

Tak jauh dari Yono, pegawai PO Bus Sahabat, Arohmad, menuturkan hal serupa. Armadanya yang melayani perjalanan Solo-Jakarta juga belum nampak terjadi peningkatan penumpang. 

Ia menduga, penurunan itu disebabkan penumpangnya beralih ke moda lain, seperti kereta yang juga menerapkan pelonggaran sesuai SE Covid-19 Nomor 11 Tahun 2022.

“Sepi, nggak ada penumpang hari ini, masih sepi. Mungkin karena keretanya jalan, (penumpang) pindah ke kereta,” terangnya.

Di kondisi demikian, ia berharap pelonggaran ini akan membawa dampak pada kenaikan penumpang, terutama di PO-nya, kendati kini Arohmad mengaku pasrah.

“Inginnya ramai, tapi apa boleh buat kondisinya begini,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Koordinator Satuan Pelayanan Tipe-A Terminal Tirtonadi, Joko Sutrianto meyakini pengguna transportasi umum, khususnya bus bakal kembali normal. Terlebih, dengan makin masifnya vaksinasi yang digencarkan pemerintah.

“Ya dengan edaran tidak usah PCR atau rapid, syarat sudah vaksin, saya yakin itu akan ada lonjakan dari terminal karena di Indonesia hampir sudah vaksin,” kata Joko Sutrianto.

Apalagi, selama pandemi dan dengan pengetatan transportasi, dikatakan dia, terjadi penurunan penumpang di Terminal Tirtonadi. Kendati terjadi penurunan penumpang, namun tak sampai membuat 36 PO di Terminal Tirtonadi berhenti beroperasi.

“36 PO operasi semua, tapi berkurang otomatis (penumpangnya) karena semua dibatasi, orang dibatasi kapasitas,” lanjutnya.

Sementara, terkait antisipasi lonjakan penumpang yang mungkin terjadi, Joko Sutrianto menegaskan pihaknya akan memperketat protokol kesehatan (Prokes) di Terminal Tirtonadi serta menggerakkan petugasnya.

“Ya antisipasi, khususnya dengan kelonggaran tidak usah PCR, antigen. Kami perketat prokes, masker, kami cek pakai sistem aplikasi PeduliLindungi,” terangnya.

“Ruang publik kami batasi maksimal 50 persen, petugasnya proaktif, petugasnya ada enam sampai tujuh, ada di pintu masuk, pintu pemberangkatan Barat maupun Timur,” imbuhnya. (dks)

(and_)