Ekonomi & Bisnis

Ini Upaya HIMKI Hadapi Kendala dalam Industri Mebel dan Kerajinan

Ekonomi & Bisnis

19 Maret 2022 13:45 WIB

Rakernas HIMKI di Solo, Kamis-Jumat (17-18/3). (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com - Rapat Kerja Nasional Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Rakernas HIMKI) 2022 yang diadakan di Kota Solo pada Kamis-Jumat (17-18/3) tak hanya membahas permasalahan dalam industri mebel dan kerajinan skala nasional saja tetapi juga di tingkatan daerah.

Sekretaris Jenderal DPP HIMKI Heru Prasetyo menyampaikan bahwa di Rakernas ini berbagai permasalahan di daerah juga dibahas oleh DPD-DPD HIMKI yang ada di berbagai daerah seperti berbagai kebijakan negatif yang ada di daerah.



"Ada beberapa kendala yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat dan ada juga yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah daerah yang menjadi kendala dalam pengembangan usaha mebel dan kerajinan di daerah. Dan di forum Rakernas inilah dibahas solusi untuk menyikapi masalah-masalah yang ada," ujar Heru.

Kendati demikian, kabar yang menggembirakan yang dibahas pada Rakernas HIMKI tersebut adalah terus tumbuhnya permintaan pasar domestik untuk produk mebel dan kerajinan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kelas berpenghasilan menengah yang jumlahnya lebih dari 50 juta penduduk atau setara dengan total jumlah penduduk di beberapa negara di Eropa, Asia dan Afrika.

"Artinya akan terjadi peningkatan konsumsi masyarakat pada middle income class. Masyarakat middle income class kedepan akan menjadi kunci pertumbuhan permintaan produk mebel dan kerajinan (homedecor) di pasar domestik," katanya.

HIMKI pun berupaya meningkatkan promosi dan pemasaran produk mebel dan kerajinan di dalam negeri serta mempertimbangkan besarnya potensi pasar dalam negeri yang hingga saat ini belum tergarap secara optimal, sekaligus untuk menikmati tumbuhnya pasar domestik.

"Salah satu upayanya, HIMKI meluncurkan program Mall to Mall & Market Place sebagai upaya kongkrit yang harus dilaksanakan dalam memanfaatkan besarnya pasar domestik sekaligus ikut menikmati bonus demografi yang kita miliki," jelas Heru.

Kata Heru, program Mall to Mall & Market Place adalah satu wujud nyata dari kerjasama para pemangku kepentingan dalam mempromosikan produk mebel dan kerajinan nasional kepada pasar domestik. Namun sayangnya, pelaksanaan program berupa membuka showroom di beberapa mall ini baru diadakan di Jabodetabek saja. (rum)

(zend)