Pend & Budaya

PBL SMK Negeri Jatipuro, Sulap Limbah Jadi Barang Estetik

Pend & Budaya

28 Maret 2022 15:05 WIB

Salahsatu hasil karya siswa siswi SMK Negeri Jatipuro berupa meja dan kursi estetik yang terbuat dari limbah plastik dan kacang-kacangan kering. (Foto: SMK Negeri Jatipuro)

KARANGANYAR, solotrust.com -  SMK Negeri Jatipuro mengembangkan metode Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) untuk memberikan pengalaman secara langsung tentang berbagai ilmu dan ketrampilan kepada seluruh siswa.

Hal ini sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.



PBL SMK Negeri Jatipuro diinisasi sejak bulan Januari 2022 lalu. PBL yang pertama dimulai untuk kelas XI jurusan Tata Busana (TB), yang ditugaskan untuk membuat baju bagi siswa itu sendiri hingga penjualannya.

“Para siswa kelas IX TB ini ditantang untuk membuat design, pola, memotong, menjahit dan membuat harga untuk setiap baju yang diproduksi. Tentunya setiap siswa dalam membuat tugas ini didampingi oleh 2 orang guru,” kata Kepala SMK Negeri Jatipuro, Sri Eka Lelana saat ditemui Solotrust.com, Jumat (25/3).

Eka menambahkan PBL selanjutnya untuk kelas XI dan XII merupakan pengembangan mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PPKWU). Setiap kelas ditugaskan untuk membuat satu set meja dan kursi dengan memanfaatkan limbah plastik dan barang bekas.

Total ada 20 kelas yang membuat meja dan kursi dari limbah plastik, kayu dan logam.

“Pada pembelajaran ini difokuskan pada pembuatan meja kursi taman dari sampah plastik ( ecobrick ) dengan harapan dapat meminimalisir sampah plastik dengan media botol bekas yang diisi penuh dengan sampah plastik yang digunting kecil-kecil sebagai rangka yang kokoh dan kuat,” jelas Eka.

Selain ecobrick, siswa kelas IX Jurusan TKRO juga membuat meja dan kursi taman menggunakan limbah kayu dan logam. Bahkan para siswa dengan sukarela membayar iuran untuk membeli bahan bekas yang akan dijadikan rangka.

Eka menuturkan, dengan adanya PBL ini, para siswa diharapkan untuk lebih peduli dengan lingkungan sekaligus mempercantik sekolah dengan barang produksi sendiri.

“Kami ingin mendapatkan meja dan kursi taman sebagai hasil dari proses pembelajaran yang bagus dan layak , selanjutnya akan ditempatkan di taman sekolah maupun ruang terbuka hijau (RTH) di sekolah,” ujar Eka.

Lebih lanjut Eka menyatakan nantinya PBL di SMK Negeri Jatipuro akan terus dikembangkan dengan mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran menjadi satu.

PBL SMK Negeri Jatipuro mendapat respon positif dari para siswa. Mereka mengaku senang dengan tantangan kreatifitas yang diberikan sekolah.

Siswa kelas XI Jurusan TKRO, Alfian mengaku senang bisa mempelajari sesuatu di luar kurikulum regulernya seperti mengelas dan mendesain meja.

“Seru sih, dapat pengalaman baru juga kayak gimana itu ngelas besi, bikin meja kursi taman, yang sebelumnya kita enggak tau. Sama nambah kekompakan dengan teman-teman juga,” katanya.

Selain itu para siswa juga mengaku senang karena pembelajaran PPKWU berlangsung menyenangkan dan tidak bosan dengan tantangan-tantangan baru.

“saya sangat senang dengan pembelajaran ini karena bisa mendapatkan pengalaman langsung dan tidak selalu belajar didalam kelas,” kata siswa kelas XI AKL, Tegar Satriya. (znd)

(zend)