Solotrust.com - Dalam konferensi pers online yang menandai rilisnya album, Haechan menggambarkan lagu utamanya Buffering (Glitch Mode) sebagai lagu dance berbasis hip-hop yang memiliki hook dan chorus yang adiktif.
Judul itu digunakan untuk mengibaratkan seseorang yang masuk ke dalam kondisi buffering ketika berada di depan orang yang dia sukai.
Jeno mengatakan lagu ini dipilih sebagai title track (lagu utama) karena merupakan lagu yang sangat menyenangkan dan cerdas.
Chenle mengatakan alur cerita dalam video musiknya adalah tentang error yang disebabkan karena jatuh cinta. Ada dua peran dalam video itu, yakni seorang karyawan toko game dan seorang cupid atau dewa asmara.
Renjun menambahkan bahwa buffering dalam video musik diambil dengan membuat musik 0,5 kali lebih cepat dari lagu aslinya, dan mereka menari mengikuti lagu itu dua kali lebih cepat.
Mark juga mengungkapkan bahwa film komedi kriminal Korea Attack the Gas Station adalah inspirasi besar untuk konsep video musiknya.
"Konsep itu muncul di benak saya setelah mendengarkan Glitch Mode, dan kami ingin mengungkapkan betapa tidak normalnya semua orang," katanya.
Dalam comeback kali ini NCT Dream beralih dari konsep remaja ke tampilan yang dewasa. Haechan mengatakan dia ingin menunjukkan grup ini telah lebih matang dari album sebelumnya. Mark pun menggambarkan NCT Dream sebagai grup yang terus matang.
"Saya pikir itu menggambarkan warna musik kami karena banyak orang telah melihat kami tumbuh selama bertahun-tahun, dan itu tercermin dalam musik kami. 'Glitch Mode' adalah sesuatu yang berbeda dari 'Hot Sauce,' dan pola pikir kami telah matang. Berjuang untuk hal-hal baru, ini adalah sesuatu yang paling menggambarkan warna kami," kata Mark.
Pre-order Glitch Mode sendiri telah melampaui 2 juta kopi, melebihi album full sebelumnya Hot Sauce di angka 1,7 juta kopi.
Belum genap sehari diunggah, MV Glitch Mode telah ditonton lebih dari 23 juta kali dan menempati trending pertama YouTube Indonesia. (Lin)
(zend)