SOLO, solotrust.com – Pohon pisang banyak ditemui di sekitar tempat tinggal, karena mudah ditanam dan hampir seluruh bagiannya berguna.
Namun sering kali batang pohon pisang atau dalam bahasa Jawa Degebog hanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan mainan anak tradisional dan pertunjukan pewayangan. Selebihnya banyak yang terbuang sia-sia.
Salah satu anggota KWT (Kelompok Wanita Tani) Putri Maju Desa Baturan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Hani mencoba mengolah batang pohon pisang menjadi kudapan yang gurih. Oleh Hani batang pohon pisang diolah menjadi keripik yang lezat dan renyah.
"Ini menggunakan limbah, buahnya diambil, batangnya digunakan untuk ini, " kata Hani.
Batang pohon pisang kapok kuning yang digunakan bagian bawah hingga atas sekitar 1,5 meter dari tanah. Bagian tersebut akan dikuliti untuk diambil dalamnya. Selanjutnya dipotong tipis dan direndam air kapur sirih untuk menghilangkan getahnya.
"Dikupas per pelapahnya kemudian dipotong 4-7 cm kemudian dibersihkan diambil bagian dalam, dibelah tipis. Dicuci 4-5 kali direndam air kapur sirih selama minim 2 jam, kemudian dimarinasi 30 menit, dicelup tepung dan digoreng. Kemudian ditiriskan menggunakan spinner selama satu menitan," urai Hani.
Rongga-rongga alami khas batang pohon pisang menjadi corak unik dari kudapan ini. Ada rasa gurih namun masih ada serat yang tersisa saat dimakan.
Selanjutnya keripik debog ini dikemas dengan berbagai ukuran kemasan. Pemasarannya, KWT Putri Maju menyasar warung dan kafe, serta nantinya akan didistribusikan menjadi cemilan khas di berbagai hotel di Solo. (dela/riz)
()