Hard News

Lewat G20, Indonesia Kenalkan Universal Verifier QR Code Berbasis Web untuk Pelaku Perjalanan Covid-1

Nasional

8 April 2022 12:11 WIB

Universal Verifier QR code berbasis web dipilih sebagai standar penerapan protokol kesehatan global, sebab, sistem ini dinilai sederhana, aman, dan mampu menyimpan data yang terintegrasi ke seluruh dunia.

JAKARTA, solotrust.com – Indonesia yang didapuk sebagai tuan rumah G20 pada tahun ini, memiliki peran penting dalam merumuskan kebijakan dunia. Dalam kesempatan ini, mengambil tema “Recover Together Recover Stronger”, Indonesia mengenalkan sistem kesehatan global; QR code berbasis web terintegrasi ke seluruh negara yang dinamai Universal Verifier.

Indonesia melalui Juru Bicara untuk Presidensi G20, Maudy Ayunda, menyatakan jika QR code berbasis web dipilih sebagai standar penerapan protokol kesehatan global, sebab, sistem ini dinilai sederhana, aman, dan mampu menyimpan data yang terintegrasi ke seluruh dunia.



“Penggunaan QR code ini dilinai sederhana, aman, dan bisa menyimpan informasi serta memiliki standar yang sama di seluruh dunia,” katanya melalui Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20, Kamis (7/4) sore.

QR code pada Universal Verifier yang akan digunakan ini sudah sesuai dengan standar yang direkomendasikan World Health Organization (WHO). Nantinya, setiap negara dapat menggunakan sistem ini tanpa perlu menganti sistem QR code yang sudah ada.

“Portal ini berbasis web dan dibuat melalui standar WHO. Dan juga mudah digunakan di semua perangkat, tanpa perlu menganti QR code yang sudah digunakan,” lanjutnya.

Sistem ini diharapkan mampu mengontrol penyebaran Covid-19 untuk pelaku perjalanan antar wilayah dan antar negara. Lebih lagi, selama pandemi Covid-19, sektor ekonomi dan pariwisata yang bergantung pada perjalanan internasional menjadi sektor yang paling terdampak.

“Dengan sistem ini sertifikat vaksin, pelaku perjalanan bisa terbaca di sistem negara lain,” tambahnya.

Sementara itu, sistem ini sudah diujicobakan di 19 negara dari 20 negara anggota G20 dan mendapat respon positif dari 19 negara tersebut. Rencanannya, sistem ini juga bakal diujicobakan secara bertahap ke negara-negara lain.

“Universal Verifier ini akan didorong ke negara-negara lainnya, dan diharapkan bisa membantu negara-negara tersebut lebih siap menghadapi pandemi yang akan datang,” jelasnya.

Kesepakatan Universal Verifier sebagai sistem kesehatan global ini dilaksanakan pada pertemuan Health Working Group G20 di Yogyakarta Maret lalu dengan mengambil tema “Hamonizing Global Health Protocol Standars” yang dipimpin Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Universal Verifier ini merupakan turunan dari tiga bahasan pokok pada pertemuan itu, di antaranya: menyeleraskan standar protokol kesehatan global; membangun ketahanan sistem kesehatan global;  dan pembangunan pusat studi serta manufaktur untuk mencegah, menyiapkan, dan merespon krisis kesehatan yang akan datang.

Rencananya, kelanjutan dari sistem kesehatan global lainnya juga bakal dibahas di pertemuan “Health Working Group” yang akan dilaksanakan  di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) 6-7 Juni 2022 mendatang dan  pada “Health Minister Meeting” pertama pada tanggal di Yogyakarta 20-21 Juni 2022 nanti. (dks)

(zend)