Hard News

Pembongkaran Bangunan Warga Bantaran Sungai di Sangkrah Tahap Satu Sudah Digiatkan, BBWSBS Belum Siapkan Rencana Renovasi

Jateng & DIY

10 April 2022 16:35 WIB

Pembongkaran Bangunan Warga Bantaran Sungai di Sangkrah.

SOLO, solotrust.com – Pembongkaran bangunan milik warga bantaran sungai di Kelurahan Sangkrah dalam proyek pembangunan parapet Bengawan Solo sejak 2017 kembali dilanjutkan karena sempat tertunda. 
 
Sejumlah 18 bangunan milik beberapa warga terpaksa dibongkar oleh buldoser BBWSBS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) pada 8-9 April 2022 karena belum juga mengindahkan surat peringatan, padahal warga telah menerima ganti rugi.
 
Legal Consultant (konsultan hukum) BBWSBS, Badrus Zaman menyatakan, pembongkaran dilakukan secara paksa karena warga tidak segera pindah meski telah dilakukan pendekatan oleh Lurah Sangkrah dan BBWSBS.
 
"Kalau selesai mau tidak mau ya kita robohkan semua, karena warga sudah setuju dan bilang iya. Dan sudah dikasih waktu 3 bulan setelah ganti rugi untuk mengamankan barang yang berharga, kalau dari kami akan terus berupaya karena kita juga kuat dihukum" Jelas Badrus Zaman saat ditanyai wartawan Solotrust.com di lokasi pembongkaran pada Sabtu (9/4/2022). 
 
Badrus juga menyatakan setelah pembongkaran tahap pertama selesai dilakukan, pihaknya bersama Pemerintah Kelurahan Sangkrah akan segera menyosialisasikan pembongkaran tahap selanjutnya dan pemindahtanganan sertifikat tanah serta bangunan.
 
Setelah pembongkaran selesai, pihak BBWSBS belum merencanakan proyek renovasi untuk memperindah bantaran Sungai Bengawan Solo, tetapi akan terus bekerja sama dengan Kelurahan Sangkrah agar tidak ada warga yang kembali mendirikan bangunan di bantaran sungai.
 
“Sementara ini belum ada program itu (penataan atau renovasi) yang penting ini selesai dulu. Ini kan untuk kali ya, ini kan seluruhnya wilayah sungai bengawan solo makanya semua harus pergi dari sini. Akan kita pantau terus, kerja sama juga dengan Kelurahan setempat,” paparnya.
 
Sedangkan mengenai tempat pemakaman umum yang berada di lokasi bantaran, Lurah Sangkrah, Eka Budi Mulyana menjelaskan tidak dilakukan relokasi.
 
“Kalau makam itu ndak (dipindahkan), kan tidak membahayakan. Kan kalau banjir nanti surut lagi jadi ndak masalah, yang penting rumah warga ini kalau ndak pindah kan bahaya nanti kalau sungai meluap banjir bisa hanyut,” imbuh Eka. 
 
 
Pembongkaran berjalan lancar, terlihat beberapa warga yang rumahnya telah dibongkar memunguti puing-puing bangunan yang masih bisa digunakan atau dijual. 
 
Sementara terdapat warga yang terlihat tidak setuju akan pembongkaran rumah miliknya. Eka menjelaskan bahwa warga tersebut belum dilakukan penggantian rugi.
 
“Yang belum dibongkar belum diganti, tapi tahap berikut. Ini bukan nggak mau tapi belum diganti. Rencananya habis dari sini. Kan masih banyak hampir 50 lebih. Rencana juga dibongkar, sudah sosialisasi pertama, nanti mau dipanggil ke kelurahan dari BBWS selanjutnya,” ungkap Eka.
 
Meski terdapat warga yang tidak setuju, beberapa warga mengaku setuju akan relokasi ini dan menunggu proses penggantian rugi.
 
"Saya dan keluarga sudah setuju, anak saya juga sudah minta pindah, katanya akan cair habis lebaran tapi coba lihat nanti." Tutur Budi (71), warga setempat. (riz/rizky)

(Wd)