Solotrust.com - Origami atau seni melipat kertas bagi sebagian orang mungkin hanyalah aktivitas menyenangkan di waktu senggang. Namun bagi wanita asal Jepang ini, yang mengalami masa sulit saat tinggal di Amerika Serikat (AS), origami benar-benar bisa mengubah hidupnya.
Sebagaimana dikabarkan SoraNews24, kisah ini diceritakan oleh akun Twitter Sumati (@sumati8), seorang manajer komunitas yang bekerja dengan populasi ekspatriat Jepang di Houston, yang baru-baru ini bertemu dengan wanita ini.
Sumati telah meminta izin kepada sang wanita apakah dia bersedia membagikan kisahnya secara online dan dia dengan senang hati mengizinkannya, dengan harapan pengalamannya akan membantu orang lain dalam situasi yang sama dengannya. Ini adalah kisah ketekunan dan kekonsistenan yang mengharukan.
Menurut Sumati, wanita itu pindah ke Houston tanpa banyak pemberitahuan karena sedang menemani suaminya dalam tugas di luar negeri. Ketika mereka tiba, dia tidak memiliki akses ke mobil dan dia tidak dapat berbicara Bahasa Inggris. Dia juga tidak memiliki teman atau keluarga terdekat untuk dihubungi.
Namun, ada sebuah kafe yang jaraknya dua kilometer dari tempat tinggalnya. Dia memutuskan untuk berjalan ke sana. Setiap hari, dia akan duduk di meja, memakai headphone-nya, dan sambil menyesap minumannya, dia diam-diam membuat origami. Dia melakukan hal yang sama setiap hari sampai setengah tahun berlalu.
Ini tidak hanya cara santai untuk menghabiskan waktu, melainkan cara untuk mengasah keterampilan origaminya sekaligus menyatu dengan komunitas yang ada di sana. Kegiatan ini akhirnya membuat wanita ini mendapatkan pekerjaan sebagai pengajar origami di sebuah perguruan tinggi.
"Menurut dia, 'Berpegang teguh pada rutinitas ini setiap hari selama setengah tahun akan meningkatkan keterampilan origamimu'. Tetapi juga, secara bertahap tersebar kabar tentang orang Asia yang berkunjung setiap hari dan membuat hal-hal yang menakjubkan. Dan kemudian dia diundang ke acara-acara lokal, sampai akhirnya dia mengajar origami di sebuah perguruan tinggi. Inilah yang terjadi!!!"," kata Sumati.
Sumati juga mengatakan bahwa cerita ini mengingatkannya pada dua peribahasa Jepang yakni "Gei wa mi wo tasuku", yang secara harfiah berarti "Seni membantu tubuh", tetapi sering diterjemahkan sebagai "Seni membawa roti".
Peribahasa yang lain adalah "Keizoku wa chikara nari", yang diterjemahkan menjadi "Kelanjutan adalah kekuatan", tetapi juga dapat dipahami sebagai "Lambat dan mantap memenangkan perlombaan".
Dari kisah ini kita bisa memahami bahwa meski wanita ini bukanlah seorang jenius dalam kerajinan origami, kemunculannya di komunitas dan kekonsistenannya dengan rutinitasnya dapat menghasilkan hal yang tidak terduga.
Menjadi guru origami bukanlah sesuatu yang pernah direncanakan oleh teman baru Sumati ini, tapi sekarang dia berada di posisi itu di komunitas, yang semua orang bisa mendapatkan keuntungan dari kecintaannya pada kerajinan itu. (Lin)
(zend)