Hard News

Sehari Jelang Lebaran, Pasar Gede Solo Padat Pembeli: Mencari Kebutuhan Pangan hingga Nyekar

Jateng & DIY

1 Mei 2022 18:02 WIB

Situasi Pasar Gede Solo nampak ramai di H-1 Lebaran, Minggu (1/5) siang. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Jelang hari raya Lebaran, Pasar Gede, Solo diserbu masyarakat yang memborong kebutuhan pangan untuk menyambut hari raya.
 
Dari pantauan Solotrust.com, situasi Pasar Gede pada Minggu (1/5) siang tampak tumpah ruah. Mayoritas pedagang masih beroperasi, sedangkan para penjaja jajanan-jajanan tradisional tampak memadati sekitaran halaman pasar. 
 
Salah satu pembeli, Fiertina mengungkapkan ia memborong daun pisang untuk suguhan makanan tradisional, carang gesing.
 
Terlebih, dengan pembatasan Covid-19 yang mulai dilonggarkan pemerintah, pihaknya akan menyuguhkan suguhan keplek ilat (makanan-red) tradisional tersebut ke 30-an sanak famili-nya.
 
"Beli untuk carang gesing, Pasar Gede komplet. Insyallah kumpul dari keluarga saya 30 besar, untuk suguhan nanti di Hari Besar, itu kan tradisional," katanya kepada Solotrust.com Minggu (1/5) siang.
 
Bebarengan dengan kegiatan memborong kebutuhan Lebaran, Fierta pagi itu juga sedang mengadakan acara memperingati Hari Ketawa Sedunia yang jatuh bulan Mei ini. 
 
Wanita yang mengenakan kebaya saat berbelanja ini pun mengajak beberapa peserta acara untuk memborong jajanan di Pasar Gede. Sebagian peserta acara tersebut merupakan warga luar Kota Solo. Para peserta pun terkesan dengan keramah-tamahan Pasar Gede.
 
"Luar biasa, seru tadi, bahkan saya tidak menyangka mereka seperti itu antusiasnya, ramah tamahnya Solo," terangnya.
 
Sama seperti Fierta, pembeli lain Saccharina juga turut memburu kebutuhan pangan hari Lebaran. Siang itu, Fierta memborong kebutuhan untuk menyuguhkan lontong di hari raya.
 
Ia pun juga kedapatan membawa rekan-rekannya yang berasal dari luar Kota Solo untuk berbelanja di Pasar Gede.
 
"Lontong, kalau kupat di Solo itu hari kelima seminggu setelah Lebaran. Terus ngajak-ngajak pemudik," ungkapnya.
 
Selain kebutuhan keplek ilat, kembang juga menjadi salah satu hasil bumi yang banyak dicari untuk kebutuhan nyekar para pemudik saat pulang kampung.
 
Salah satu pedagang kembang, Dumi mengungkapkan terjadi peningkatan jumlah pembeli selama periode Lebaran. Kenaikan tersebut juga sejalan dengan kenaikan harga kembang per/kg-nya.
 
1 kg bunga mawar misalnya, dipatok di harga Rp 350 ribu/kg, di mana biasanya ia mematok harga Rp70 ribu/kg.
 
"Penjualan meningkat banget kalau mau lebaran kaya gini. Kalau nggak lebaran, hari hari biasa itu Rp 70.000/kg, sekarang Rp 350.000/kg. Itu yang mawar," ungkap Dumi.
 
Sebelum Lebaran, penjual yang biasa berjualan di hari Kamis saja ini menuturkan terjadi peningkatan penjualan bunga juga meningkat jelang Ramadan untuk tradisi nyekar. Sementara itu, peningkatan jumlah dan harga bunga juga meningkatkan omzet hariannya. 
 
"Pas lebaran ini meningkat penjualnya. Pas nyadran Ruwahan itu juga banyak. Kalau pas hari biasanya pas Kamis itu fuma langganan ya 2 kg habis terjual. Kalau sekarang 3 kg. Dapetnya Rp 3 jutaan lebih. Kalau hari biasanya terjual 2 kg pun dapetnya cuma Rp 200 ribuan, hari-hari biasa kan murah," sebutnya.
 
Menurutnya, kenaikan harga kembang itu sudah umum terjadi saban tahunnya, tiap jelang Ramadan dan Lebaran, lantaran diburu masyarakat.
 
"Mahalnya itu karena ya momennya Lebaran, Sadranan, Syawalan bukan karena stok bunganya mahal. Tiap Sadranan pasti mahal. Setiap salat Idulfitri kan nyekar ke bapak ibu yang sepuh-sepuh," tukasnya. (dks)

(Wd)