Ekonomi & Bisnis

Iseng-iseng Hasilkan Cuan, Pemuda di Rembang Sukses Budidaya Maggot

Ekonomi & Bisnis

28 Mei 2022 18:40 WIB

Budidaya maggot di Desa Mlagen, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. (Foto: Dok. Solotrust.com/mn)

REMBANG, solotrust.com - Pria asal Desa Mlagen, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Singgih Pratama (20) melakukan budidaya maggot sebagai alternatif pakan lele, ayam, unggas dan burung.

Singgih bercerita, ide awal budidaya maggot atau sering disebut belatung yang merupakan larva dari jenis lalat Black Solder Fly (BSF) tersebut berawal dari iseng.



"Sudah 2 tahun menekuni budidaya maggot, tepatnya saat awal massa pandemi COVID-19. Ide itu berawal dari keluhan banyaknya sisa makanan yang terbuang sia-sia, sehingga kami muncul ide untuk membuat budidaya maggot agar sampah sisa makanan tidak terbuang sia-sia," kata Singgih Pratama kepada Solotrust.com, Sabtu (28/5) di tempat budidaya.

Dalam sebulan, Singgih mengaku bisa menghasilkan tiga kuintal maggot. Untuk masa produktif maggot, mulai dari telur hingga menjadi lalat dan kembali menghasilkan telur bisa membutuhkan waktu sekitar 45 hari.

“Dalam sebulan sedikitnya bisa menghasilkan sekitar tiga kuintal maggot, untuk harga jualnya itu Rp 15 ribu per kilogram. dalam budidaya maggot itu tidak ada pengurangan, yang ada itu terus bertambah, karena satu ekor lalat saja bisa menghasilkan sampai 500 telur," terangnya.

"Sedangkan untuk pakan maggotnya sendiri saya biasa menggunakan limbah makanan yang sudah basi, buah-buahan dan sayuran-sayuran," tambahnya.

Dirinya mengungkapkan, jika dihitung menggunakan acuan jumlah dan harga panen, dalam sebulan dirinya bisa menghasilkan cuan Rp 5 juta rupiah. Untuk pangsa pasar, dirinya masih memasarkan maggot diwilayah lokal kabupaten Rembang.

"Saya masih jual di wilayah lokal Rembang saja, biasanya juga dibeli teman-teman untuk pakan hewan ternaknya," tuturnya.

Singgih menambahkan, disamping peran maggot sebagai penyetok pakan alternatif ternak, maggot juga sangat membantu dalam mengurangi limbah-limbah sampah di Indonesia khususnya sampah organik.

"Maggot bisa dijadikan alternatif dalam mengurai sampah organik di Indonesia, karena dari jumlah semua sampah yang ada di Indonesia sekitar 50 sampai 60 persennya adalah sampah organik. Maka dari itu, saya berharap bisa membantu dalam 2 sektor itu, baik dalam penyuplai pakan ternak atau membantu dalam menangani perihal sampah," pungkasnya. (mn)

(zend)