Hard News

Dahsat, Cara Wali Kota Semarang Turunkan Angka Stunting

Nasional

8 Juni 2022 14:35 WIB

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi sedang meninjau program Dahsat di Kampung Kenanga KB, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Selasa (7/6). (Foto: Dok. Solotrust.com/fj)

SEMARANG, solotrust.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berkomitmen menurunkan angka Stunting di Venetië van Java itu. Pria yang akrab di sapa Hendi itu berupaya membangun program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di seluruh kelurahan di Kota Semarang.

Hendi mengatakan program tersebut sudah ada di 34 kelurahan di kota Semarang. Ia berharap program Dahsat bisa diterapkan di seluruh kelurahan guna menekan angka stunting.



Ia menjelaskan tujuan dari program Dahsat itu agar masyarakat bisa memasak sendiri makanan yang sehat dan bergizi. Dengan demikian, asupan gizi dari keluarga tercukupi, terutama bagi anak-anak.

Langkah dari program itu, Hendi meminta Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang menjalankan program dengan fokus mengacu dari data yang sudah ada.

"Data yang tercatat tahun lalu sebesar 1.367 kasus yang tersebar di 135 kelurahan. Kemudian DKK bisa membantu seperti makanan bergizi, di beri susu dan kebutuhan lainnya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)," kata Hendi saat berada di Kampung KB Kenanga, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Semarang, Selasa (7/6).

Menurutnya, hasil yang dicapai melalui program tersebut luar biasa. Data DKK Semarang menunjukkan kurva di titik-titik stunting semakin membaik. Dari 1.800 kasus stunting di Kota Semarang, sebanyak 1.367 telah ditangani. Untuk itu Hendi bersemangat mengajak untuk bersama-sama menurunkan angka stunting.

"Maka PR yang dimiliki oleh Pemkot Semarang semakin besar dan panjang. Ini menjadi PR bersama, ayo bareng-bareng benahi karena ini bukan hanya putra putri Bapak Ibu namun juga aset negara," imbuhnya.

Lebih lanjut, Hendi menyampaikan salah satu faktor penyebab stunting dikarenakan kurangnya ilmu serta pemahaman keluarga akan standar gizi sehat dan seimbang bagi anak.

Hendi menyebutkan, faktor ekonomi bukanlah penentu utama terjadinya stunting pada anak. Hal itu dibuktikan di setiap kunjungan langsung di lapangan. Ia sering menemukan bahwa banyak warga yang secara finansial mampu, namun anaknya terindikasi stunting.

Sekilas Tentang Dashat

Program Dahsat dengan konsep Bergerak Bersama sudah berjalan di Kota Semarang. Program itu diawali dengan mengoptimalkan 34 Kelurahan yang sudah terbentuk kampung Keluarga Berencana (KB).  Kedepannya, program ini bisa terlaksana di setiap kelurahan.

"Saya berharap melalui kegiatan DASHAT ini benar-benar bisa atasi stunting dan selesaikan persoalan-persoalan stunting. Jika anak-anak berkembang dengan baik, pinter dan sehat semuanya Indonesia maju, Jateng Gayeng dan Semarang Semakin Hebat," pungkasnya. (fj)

(zend)