SOLO, solotrust.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo memberikan simulasi bencana untuk 6 kelurahan bertempat di Kantor Kecamatan Jebres, Selasa (14/6). Enam kelurahan itu meliputi Kelurahan Jebres, Gandekan, Pajang, Sumber, dan Banyuanyar.
BPBD Solo memberikan pelatihan dan simulasi pertolongan pertama korban bencana, pemasangan tenda untuk pengungsian dan dapur wilayah, serta evakuasi pohon tumbang dengan mesin senso.
Kepala BPBD Solo, Nico Agus Putranto mengatakan, simulasi dan pelatihan ini diberikan sebagai persiapan pencanangkan 6 kelurahan itu sebagai Kelurahan Tangguh Bencana.
"Kita melakukan rangkaian dari proses untuk menjadikan kelurahan tangguh bencana di 6 kelurahan (yang) kita rencanakan atau kita harapkan nantinya akan kita canangkan sebagai Kelurahan Tangguh Bencana," katanya ditemui Solotrust.com, Selasa (14/6) pagi.
Pelatihan itu diikuti masing 20 peserta dari 6 kelurahan dan total terdapat 120 peserta. Selain dari masing-masing kelurahan, BPBD juga mengajak 20 peserta kaum difabel.
Menurutnya, kaum difabel menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap bencana. Selain itu, kaum difabel perlu penangganan khusus saat terjadi bencana.
"Kaum disabilitasi ini kelompok rentan juga sehingga masyarakat bisa tahu bagaimana cara menolong apabila terjadi bencana, karena ini ternyata harus dengan perlakuan khusus," tutur Nico.
Sementara itu, di Solo pihaknya menyoroti 3 jenis bencana yang sering terjadi, yakni banjir, longsor, dan angin puting beliung. Diungkapkan, Kelurahan Jebres dan Banyuanyar menjadi kelurahan yang rawan terhadap ketiga bencana itu.
"Yang terjadi ada 3 jenis bencana, banjir atau genangan, tanah longsor, dan angin puting beliuang," ujar Nico.
"Titik bencana alam yang rawan di Kelurahan Jebres, kemarin yang terjadi di awal tahun angin puting beliung, talud roboh, dan banjir di Jebres dan Banyuanyar," sambungnya.
Nico berharap, masyarakat di 6 kelurahan yang rencananya dicanangkan sebagai Kelurahan Tangguh Bencana serta masyarakat lain di Solo bisa mandiri menghadapi bencana, baik untuk pra atau sebelum bencana, tanggap darurat saat bencana, dan pasca bencana.
"Kita harapkan seluruh komponen masyarakat di 6 kelurahan dan di Solo ini bisa tangguh bencana, artinya bisa mandiri pra bencana, tanggap darurat bencana, dan pasca bencana," tukasnya. (dks)
(zend)