SOLO, solotrust.com – Persiapan pesta demokrasi pada 2024 mendatang telah dilakukan berbagai partai politik mulai tahun ini. Sejumlah manuver politik dilakukan petinggi parpol untuk melobi demi koalisi dan sosok bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Namun ternyata relawan pendukung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat Pemilu 2014 dan 2019 yang tergabung dalam Relawan Jokowi se-Jawa Tengah pun ikut bergerak dan terlibat dalam persiapan Pemilu 2024 dalam kegiatan Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang rencananya akan dilakukan di Stadion Manahan Solo.
Pada konferensi pers yang digelar di Sekretariat Musra Indonesia Jawa Tengah pada Sabtu (16/7), Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia, Panel Barus menyebut gerakan ini ditujukan untuk mendapatkan nama-nama yang akan diajukan menjadi capres dan cawapres.
"Kami berharap pemimpin tidak hanya lahir dari elit politik, tapi dari rakyat berhak secara konstitusi untuk terlibat (dalam Pemilu 2024)," paparnya.
Musra akan bermula dari Bandung, Jawa Barat pada 27 Agustus 2022 dilanjutkan hingga 34 provinsi dan berakhir pada Februari 2023. Dalam pertemuannya di setiap provinsi akan melibatkan hingga 3.000 warga untuk berdiskusi tentang wawasan kebangsaan dan diakhiri dengan e-voting untuk mencalonkan nama-namanya.
"Semuanya boleh ngomong, no sensor, bukan di ruang tertutup, di ruang terbuka. Semua boleh ngomong semua terlibat yang nggak sempet ngomong bisa ikut lewat e-voting," lanjutnya.
Hasil Musra nantinya akan dilanjutkan ke seluruh partai politik agar menjadi pertimbangan calon pemimpin bangsa.
"Hasilnya kita komunikasi ke semua parpol. Kalau mau menang pilih ini yang dihasilkan Musra ini, karena Musra ini kan alat rekam yang paling jujur dari kehendak rakyat," imbuhnya.
Panel menambahkan, menurutnya dalam mempertimbangkan capres-cawapres di 2024 tak semudah pada pencalonan Jokowi pada 2014 dan 2019 lalu. Parpol harus mempertimbangkan empat variabel penting, yakni koalisi partai, tokok capres, tokoh cawapres, dan arah dukungan relawan jokowi.
Pihaknya berharap dengan Musra Indonesia dapat meraih pemimpin bangsa yang lebih baik dari sosok Jokowi.
"Jadi Musra ini juga punya keinginan bahwa Pak Jokowi bisa jadi benchmark (tolok ukur-red) pemikiran ke depan jadi kepemimpinan nasional pasca Jokowi ini jangan turun standarnya dari Jokowi kalau bisa lebih," imbuhnya. (riz)
(zend)