Hard News

Kematian Satu Kebo Bule Keraton Solo: Sebelum Mati Tak Doyan Makan

Jateng & DIY

22 Juli 2022 16:05 WIB

Lokasi kandang satu kerbau mati Keraton Kasunanan Solo yang terindikasi terkena Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Satu kerbau bule berjenis kelamin betina milik Keraton Solo ditemukan mati pada, Kamis (21/7) pagi pukul 06.00 WIB. Kerbau itu diketahui berusia 20 tahun dan merupakan kerbau tertua dari total 18 kerbau milik keraton.

Kerbau itu mati di kandang sebelah barat. Untuk informasi, terdapat tiga tempat kerbau di keraton, yakni di kandang timur, barat, dan Sitinggil. Penjaga kandang Abdi Dalem Serati Keraton Solo, Heri Sulistyo mengungkapkan, kerbau yang mati tersebut sempat tak doyan makan selama dua hari.



“Sudah dua hari tidak mau makan, makan hanya sedikit,” katanya, Jumat (22/7) siang.

Heri menuturkan, sebelum mati kerbau sempat dilepas ke Alun-alun Kidul Keraton Solo dari Rabu (20/7) petang hingga Kamis (21/7) pagi. Setelahnya kerbau kembali ke kandang barat dan ditemukan mati di kandang tersebut.

“Sebelumnya kerbau tersebut dilepas ke Alun-alun Selatan dari Maghrib sampai subuh dan kembali ke Kandang Maheso Pusoko kagungan dalem Keraton Solo,” jelasnya.

“Kerbau betina berusia 20 tahun paling tua dari kerbau yang lain,” imbuhnya.

Usai ditemukan tak bernyawa, abdi dalem menggubur kerbau itu tak jauh dari kandangnya Kamis sekitar pukul 07.00 WIB hingga malam. Sapi dikebumikan dengan ukuran kubur 3x4 meter dan kedalaman 2 meter.

“Abdi dalem mengubur di kedalaman tanah 2 meter lebar kuburan 3x4 meter menggali tanah dari jam 7 pagi sampai habis isya, dikubur pada pukul 20.00 WIB,” ucap Heri.

Sementara itu, Wakil Penggageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Dani Nur Adiningrat mengatakan pihaknya bersama tim kesehatan sudah rutin melakukan pemeriksaan kerbau. Terakhir, kerbau-kerbau di Keraton Solo dinyatakan sehat.

“Pengecekan terakhir seminggu yang lalu tidak ditemukan (PMK),” kata Dani, Jumat (22/7).

Demikian, setelah ditemukan mati, ada indikasi penyebab kematian itu lantaran kerbau terkena Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Indikasi PMK ditemukan di kerbau lain yang berada di sebelah barat, atau kandang yang sama dengan kerbau yang mati tersebut.

“Kemarin kedapatan mati satu kemungkinan dokter hewan yang datang ngecek dan terindikasi PMK, di satu kandang sebelah barat. Bukan hanya itu Sinuwun (Raja Solo: Sunan Pakubuwana XII) utusan tadi malam ada dokter independen dari pihak utusan Sinuwun untuk mengecek menemukan hal yang sama,” terangnya.

Diungkapkan ada 7 kerbau dari total 18 kerbau yang terindikasi PMK. Kerbau itu kini sedang dilakukan isolasi dan pengobatan.

“Sudah dipisah dengan yang tidak terkena, sekat kandangnya terpisah yang kena satu kandang, kita rutin penyemprotan disinfektan maupun pengobatan, total kerbau ada 18, terindikasi 7,” jelasnya.

Sementara, rencananya kerbau-kerbau Keraton Solo akan dikirab pada malam satu Suro nanti. Untuk rencana itu, Dani menyebut pihaknya masih menunggu rekomendasi dari PB XII dan tim kesehatan.

“Keputusan mendekati malam satu sura bagaimana pemulihan dan lain sebagainya,” pungkas Dani.

(dks)

(zend)