SOLO, solotrust.com - Satu kerbau (kebo) bule milik Keraton Kasunanan Solo yang baru dilahirkan 2 hari atau pada Sabtu (23/7) ditemukan mati, pada Minggu (24/7) sore pukul 17.00 WIB. Kerbau itu mati di kandang Mahesa Pusaka KagunganDalem Alun-alun Kidul kandang sebelah barat.
Ketua Penggelola Alun-alun Kidul, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani menduga matinya kerbau yang baru lahir ini lantaran kekurangan asupan susu.
Terlebih, diketahui si ibu kerbau, Juminten yang berumur 10 tahun tengah terserang wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bersama 6 kerbau lain, sejak sebelum melahirkan.
Sedangkan, hingga Minggu ini ada 7 kerbau yang terkonfirmasi PMK dan 2 kerbau lain masih akan dilakukan pengecekan pada Senin (25/7).
"Memang si Ibu sedang kena PMK, kondisinya memang lemah nggak mau makan ibunya, terus kemudian saya datangkan dokter sudah diperiksa sudah disuntik dua-duanya, diberikan suntikan vitamin," katanya ditemui sejumlah wartawan, Minggu (24/7) malam.
"Mungkin dikarenakan Juminten ibunya itu makannya kurang banyak jadi air susunya nggak mau keluar banyak," tambahnya.
Lantaran hal tersebut, pihaknya sempat memberikan susu lain setiap dua jam sekali. Terakhir sebelum mati, kerbau itu masih mengonsumsi susu tambahan.
"Sudah dicoba dipaksa dipompa juga nggak keluar, akhirnya saya putuskan untuk ngedoti saya berikan susu, tadi siang didoti itu masih mau, dua jam sekali, paling nggak sedikit-sedikit mau," ungkapnya.
Sayangnya, nyawa si kerbau tak tertolong dan lebih dulu mati Minggu (24/7). Padahal sedianya si anak itu akan dinamai 5 hari setelah lahir sesuai tradisi sepasaran Jawa.
"Mungkin karena ibunya lemah dan mungkin tertular, mungkin nggak mau dimongi," tuturnya.
Kematian kerbau itu menjadi keprihatinannya. Terlebih, ini menjadi kali kedua dalam sepekan kerbau bule Keraton Solo mati. Sebelumnya pada Kamis (21/7) pagi satu kerbau betina usia 20 tahun mati di kandang yang sama lantaran terserang PMK.
Selain itu, kematian kerbau bule Kiai Slamet menjelang satu Sura ini menjadi hal yang langka terjadi di Keraton Solo. Rencananya kerbau-kerbau itu akan dikirab pada malam satu Sura, Jumat (29/7) mendatang.
Ia berharap kematian ini bukan menjadi pertanda buruk bagi Keraton Solo.
"Mudah-mudahan tanda-tanda seperti ini bukan menjadi pertanda tidak baik, kita berdoa saja," tukasnya.
Sementara itu, bayi kerbau yang mati itu dikuburkan sesuai tata cara penguburan kerbau-kerbau Kiai Slamet, yakni dikubur dengan kain kafan serta ditaburi bunga.
Bayi kerbau itu dikuburkan Minggu (24/7) pukul 19.20 WIB di kandang Mahesa Pusaka KagunganDalem Keraton Solo. (dks)
()