SEMARANG, solotrust.com - Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang menstimulasi siswa tingkat SD dan SMP agar gemar membaca. Stimulasi itu diwujudkan dengan menggelar acara pelatihan menggambar komik yang bertempat di Kantor Kecamatan Banyumanik, Semarang.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang, Endang Sarwiningsih menjelaskan perlunya lomba membuat komik ini salah satunya untuk menumbuhkan minat membaca terhadap anak. Selain itu juga mengenalkan siswa terhadap perpustakaan.
"Dengan adanya lomba komik ini salah satunya kita ingin menarik anak-anak ini agar bisa datang ke perpustakaan dengan cara wisata, salah daya tariknya yaitu dengan mengikuti lomba komik ini," jelasnya kepada Solotrust.com, Selasa (9/8).
Terlebih lagi, media komik memiliki banyak manfaat kepada pembacanya, terutama kepada anak. Menurut Endang, komik mampu meningkatkan imajinasi karena dominasi gambar atau tokoh yang beragam dan menarik yang saling berkaitan. Sehingga memancing anak berimajinasi terhadap alur cerita bergambar tersebut.
Kelebihan lain yang dimiliki media komik, imbuhnya, mampu meredakan stres anak. Keunikan dan kelucuan di dalam komik misalnya, mampu meregangkan syaraf otak agar lebih rileks dan tenang.
Endang pun memaparkan jika cerita bergambar di dalam komik pun ternyata mampu mengasah kreativitas anak. Karena susunan plot atau jalan cerita mengkondisikan anak untuk menebak jalan cerita selanjutnya. Rangsangan seperti itu menurutnya membuat otak anak berimajinasi seluas mungkin.
"Komik meredakan stres anak, meningkatkan kreativitas karena Covid berkepanjangan kemarin, harapannya dengan mengenalkan komik, adik-adik nantinya bisa membuat peluang berwirausaha dengan menciptakan tokoh di dalam komik dari hasil kreativitasnya sendiri," tambahnya.
Salah seorang komikus yang sekaligus pelatih menggambar komik, Kempho Kantaka menjelaskan komik adalah media baca yang sangat diminati kalangan anak-anak.
Dalam pelatihan ini, dia mengenalkan lebih jauh tentang komik dengan menjelaskan asal mula komik itu sendiri, bagaimana komik itu dibuat, dan selanjutnya mereka akan diajar bagaimana membuat komik sendiri.
"Insya Allah dengan acara pelatihan ini anak-anak bisa termotivasi untuk berkarya menyumbang daya kreasi dan ekpresinya, minimal membuat komik hanya hiburan saja, tetapi lebih jauh lagi menjadi komikus dikemudian hari," jelasnya.
Antusias anak sangat tinggi sekali terhadap pelatihan komik ini. Menurutnya antusias itu terlihat ketika anak-anak diberi kebebasan seluas mungkin menggambar komiknya sesuai dengan style-nya sendiri.
"Kami tidak membatasi dengan style atau gaya tertentu, misalnya harus seperti manga Jepang, justru kami ingin mereka menumbuhkan karakter yang unik dari hasil masing-masing," pungkasnya. (fj)
(zend)