YOGYAKARTA, solotrust.com - Ratusan sastrawan muda Kota Yogyakarta memenuhi area Hall Phytagoras hingga Playground Taman Pintar Yogyakarta, Senin (22/08/2022). Uniknya, mereka beramai-ramai tampil berbusana tradisional Gagrak Ngayogyakarta.
Sebanyak 204 orang di antara mereka mengikuti lomba alih aksara. Mereka unjuk kemampuan menuliskan aksara Jawa secara benar dan indah. Sementara lainnya unjuk kemampuan dalam bersastra Jawa, yakni Maca Geguritan.
Ya, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta berupaya mengemas sastra dalam sebuah karya nyata melalui gelaran lomba guna melestarikan dan mendekatkan tradisi sastra kepada generasi muda. Rangkaian agenda Kompetisi Bahasa dan Sastra 2022 merupakan bagian dari kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra.
Acara pembukaan dilakukan Senin pagi pukul 08.30 WIB di Hall Phytagoras Taman Pintar. Kegiatan ini dibuka Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta dan dihadiri sejumlah tamu undangan, serta dimeriahkan penampilan sastrawan cilik Binar Mutiara Yahya.
Kasie Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Ismawati Retno, mengatakan berbagai lomba pada Kompetisi Bahasa dan Sastra 2022 ini digelar dengan sasaran generasi muda usia SD, SMP hingga SMA/K dan juga masyarakat umum.
"Total peserta ada 545 orang, sebanyak 90 orang di antaranya akan maju di babak final," ungkapnya.
Secara khusus, acara ini melibatkan 54 orang juri terdiri atas sastrawan, budayawan, praktisi, pendidik dan unsur media massa. Keterlibatan masyarakat pada penyelenggaraan tahun ini jumlahnya naik cukup signifikan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 382 peserta.
Adapun untuk kategori lomba, menurut Ismawati Retno ada lomba macapat tingkat SD, SMP, dan SMA/K; lomba maca cerkak tingkat SD, SMP, dan SMA/K; lomba alih aksara tingkat SD, SMP, dan SMA/K; lomba maca geguritan tingkat SD, SMP, dan SMA/K; lomba Sesorah tingkat SMP dan SMA/K; serta lomba pranata adicara tingkat SMA/K dan umum serta mendongeng tingkat umum.
"Proses seleksi dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk memilih 5 nominator terbaik dari masing-masing lomba, sebagian telah dilaksanakan pada 8 hingga 10 Agustus 2022 di Taman Pintar. Khusus untuk Lomba Alih Aksara seleksi tahap pertama dilaksanakan secara langsung, Senin (22/08/2022), usai agenda pembukaan," bebernya.
Seleksi tahap kedua berupa penampilan langsung dari lima nominee dari masing-masing lomba. Ini diselenggarakan sejak Senin 22 Agustus 2022 hingga Kamis 25 Agustus 2022 di area Hall Phytagoras dan Playground Taman Pintar Yogyakarta. Selanjutnya tiga peserta terbaik akan maju ke lomba tingkat DIY pada September mendatang, kecuali lomba mendongeng diselenggarakan hanya di tingkat Kota Yogyakarta.
Seluruh pemenang, menurut Ismawati Retno mendapatkan trofi dan piagam penghargaan. Selain itu juga diberikan hadiah berupa uang tunai, juara pertama sebesar Rp1 juta, juara kedua Rp900 ribu, juara ketiga Rp800 ribu, juara harapan pertama Rp700 ribu, dan juara harapan kedua Rp600 ribu.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengatakan sebagai sebuah warisan budaya bangsa bernilai luhur, eksistensi bahasa, sastra, dan aksara Jawa harus dilestarikan. Mengingat Bahasa merupakan salah satu objek yang difokuskan dalam pemajuan kebudayaan sesuai tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta terus berupaya melakukan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra yang menyasar kepada seluruh elemen masyarakat Kota Yogyakarta," ungkapnya .
Sebagai kegiatan berjenjang dilaksanakan di Kota Yogyakarta hingga tingkat DIY, gelaran Kompetisi Bahasa dan Sastra ini menjadi ajang pesta tahunan bagi pelaku sastra anak, remaja maupun dewasa di Kota Yogyakarta.
Pada 2021 lalu, Kota Yogyakarta berhasil meraih juara umum pada penyelenggaraan Kompetisi Bahasa dan Sastra tingkat DIY.
"Tentunya prestasi ini tak lepas dari cinta, kekuatan dan dukungan dari semua pihak untuk melu handarbeni dan saiyeg saeka praya dalam pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan bahasa dan budaya Jawa bersama seluruh masyarakat Kota Yogyakarta," tukas Yetti Martanti.
(and_)