Ekonomi & Bisnis

BBM Naik, Ekonom Ingatkan Multiplayer Efek

Ekonomi & Bisnis

25 Agustus 2022 14:22 WIB

Dosen Ekonomi UNS, Mulyanto. (Foto: Dok. Solotrust.com/mnun/hir/fik)

SOLO, solotrust.com – Wacana Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.

Padahal saat ini Indonesia tengah bangkit untuk memulihkan ekonomi yang sempat terpuruk saat pandemi Covid-19.



Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mulyanto menyebut kenaiakn bbm bisa mengakibatkan multiplayer effect diberbagai sektor kehidupan.

Sebab kenaikan harga bbm tidak diikuti dengan naiknya pendapatan atau upah pengguna.

"Ini nanti dampaknya akan multiplayer efek, Yang bermasalah adalah pegawai-pegawai swasta yang bekerja dipadat karya, tekstil, rokok, itu selalu bekerjanya setiap tahun direvisi upah minimal izonal, itu pas banget, ketika ada kenaikan seperti ini maka akan kena imbasnya" ungkapnya, disampaikan kepada Solotrust.com saat ditemui di gedung FEB, Rabu (24/8).

Bak efek domino terjatuh, permasalahan kenaikan bbm akan berimbas hingga hal terkecil.

"Saya kira nanti orang selalu gini, ketika dia menggunakan bbm yang ditarik subsidinya pasti akan menaikan ongkos, nah ketika naikan ongkos ini dampaknya tadi, ketika yang naik tadi pedagang, itu sudah mengeluarkan uang, yang dia naik ongkosnya karena kenaikan bbm," terangnya.

"Maka dia nanti sampai ketempat usahanya ngitung, kok ongkos saya naik maka barang yang saya jual nanti naik, terus nanti yang beli mikir lagi, itu yang namanya multiplayer efek, artinya bahwa dampak tidak diperhitungkan nanti kemana,” tambahnya.

Ia menekankan kenaikan harga bbm akan berujung pada pengeluaran yang membengkak, terlebih mereka yang berada di kelas menengah ke bawah.

"Sekarang ini yang dibahas ketika  subsidi untuk kalangan menengah ke bawah itu dicabut dalam artian harga-harga dinaikan, itu yang terkorbankan mereka, tapi kalau tadi yang bekerja yang sudah pns yang sudah swasta yang perusahaan nasional coorperation itu sudah tidak masalah," tandasnya

Disisi lain, kenaikan BBM tentunya akan berimbas pada biaya transportasi umum yang akan meningkat menyesuaikan keadaan.

Kepala UPT Transportasi, Agus Purnomo menyampaikan kenaikan harga BBM memungkinkan akan meningkatkan biaya transportasi.

"Ya insya Allah mas, kita kan tetap kan include mas, dengan kata lain include harga bbm. Kalaupun kita gak include, kita tidak bisa nutup bbm. Jika ini nanti bbm naik lagi ya kita tetep evaluasi,” ungkapnya

"Intinya kita menyesuaikan, paling kenaikan juga kita tergantung melihat situasi dulu, kalau bbm mungkin naiknya gak begitu signifikan kita bisa bertahan" lanjutnya

Ia menambahkan, untuk armada BST dan Feeder itu tidak terdampak. Karena saat ini masih gratis.

"Yang gratis hanya bst dan feeder (angkutan kota), itu sementara masih gratis" pungkasnya. (hir/mnun/fik)

()