Ekonomi & Bisnis

Pertumbuhan Koperasi di Jawa Tengah Membaik, namun Digitalisasi Belum Maksimal

Ekonomi & Bisnis

26 Agustus 2022 09:59 WIB

Sosialisasi 4 Pilar Pancasila di Bale Tawang Arum, Balai Kota Solo, Kamis (25/8) pagi. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat tren positif pertumbuhan koperasi setelah pandemi Covid-19. Kepala Dinas Koperasi-Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop) UKM Jateng, Ema Rachmawati mengatakan terjadi peningkatan selama 3 tahun terakhir.

Terjadi peningkatan 1 persen kontribusi UKM untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari 2019 10 persen dan 2021 11 persen. Peningkatan drastis terjadi pada 2022 yakni meningkat menjadi 37 persen.



"Ini dia UKM untuk menopang PDRB itu dan sangat tinggi, tahun 2019 kontribusi UKM itu sana PDRB itu 10 persen 2020 itu 11 persen, 2021 saat pandemi itu malah 37 persen, jadi naiknya malah tinggi sekali. Jadi yang menopang pertumbuhan ekonomi ya usaha mikro kecil," katanya kepada awak media usai acara Sosialisasi 4 Pilar Pancasila di Bale Tawang Arum, Balai Kota Solo, Kamis (25/8) pagi.

Demikian, pertumbuhan koperasi belum maksimal terutama dalam upaya digitalisasi. Ia menyebut, koperasi sektor rill masih tertinggal dalam hal ini. Digitalisasi optimal baru dilakukan koperasi simpan pinjam.

"Ya kalau saya lihat, ini masih menjadi PR, Kalau koperasi simpan pinjam, mereka sudah banyak yang melakukan digitalisasi, tapi kalau koperasi sektor riil itu masih sangat tertinggal, karena UKM juga sangat tertinggal," ujarnya.

Diungkapkan, keterlambatan ini juga dipengaruhi pengakses internet untuk kebutuhan bisnis di Jateng yang baru menyentuh dari 5,87 persen penduduk provinsi.

"Di Jawa Tengah itu yang menggunakan internet, itu baru 5,87 persen yang digunakan untuk bisnis," ucapnya.

Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jateng dalam hal mengiatkan digitalisasi dengan mengandeng pihak lain. Pemprov juga mendukung peningkatan koperasi sebagai ekonomi kerakyatan yang digiatkan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia Sejahtera (Komindo Sejahtera).

Ketua Penggurus Komindo, Imlahyudin mengatakan pergerakan digitalisasi itu kini didorong dengan hadirnya marketplace Komindo.

Nantinya, para anggota Komindo yang menjalankan marketplace itu akan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU).

"Kalau kami disisihkan lagi buat SHU, sehingga dia berjualan atau tidak tetap dapat keuntungan sebagai anggota," ujarnya.

Dengan hadirnya marketplace itu, Komindo menargetkan akan menggaet 1 juta anggota pada 2023 nanti. Sejauh ini, Komindo baru memiliki 2 ribu anggota di 131 cabang kabupaten/kota.

"Kita targetkan anggota karena ada marketplace satu juta anggota, sekarang masih sedikit karena kami berdiri 2021. Sekarang ini UMKM baru 2 ribu, para UMKM baru mau melihat ini, Komindo pergerakannya seperti apa, dengan adanya marketplace ini kami berharap akun anggota langsung ke bank bersinergi," paparnya.

Ia menyebut, pihaknya terus mengandeng Pemda untuk menggiatkan koperasi.

"Makanya kami turun ke Pemda untuk kita mendekatkan diri agar tercipta kolaborasi yang begitu bagus, sehingga bisa berkepenjangan," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga mengandeng kampus-kampus dalam upaya peningkatan pengetahuan pelaku UKM.

"Tadi sudah melakukan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Universitas Islam Batik (Uniba) Solo dan CSR (Corporate Social Responbillity), kedepannya kami akan kembangkan, setelah ini kami akan ke Sumatra. Jadi bagaimana caranya, pemerintah sudah memberikan stimulus yang luar biasa, peran swasta dan BUMD diperlukan untuk menyukseskan stimulus tadi," pungkasnya. (dks)

(zend)