Solotrust.com - Berkembangnya teknologi yang sedemikian pesat di berbagai lini kehidupan ini telah membawa dampak yang signifikan terhadap perubahan pola hidup masyarakat, khususnya dalam penggunaan perangkat elektronik seperti smartphone, tablet dan laptop/notebook.
Dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University, Lilis Sucahyo mengatakan beberapa pengguna laptop/notebook mengalami rasa pegal pada mata akibat menatap layar dalam waktu lama (computer vision syndrom), mata lelah (astenopia), mata kering (dry eye) serta ganggungan refraksi.
"Hal tersebut lumrah terjadi, salah satunya karena paparan sinar radiasi layar/monitor dari perangkat elektronik selama beraktivitas," katanya.
Lilis menambahkan, selain menghasilkan keindahan warna dan tampilan pada berbagai perangkat, teknologi layar Light Emitting Diode (LED) yang banyak diaplikasikan pada berbagai perangkat (lampu, televisi, komputer, laptop, tablet dan smartphone) juga menghasilkan dampak negatif berupa pancaran sinar biru (blue light radiation).
Sinar biru tergolong dalam jenis High Energy Visible (HEV) yaitu cahaya tampak dengan tingkat energi yang besar.
Karakteristik sinar tersebut memiliki panjang gelombang pendek sekitar 380-500 nanometer dengan tingkat energi yang besar seperti sinar ultraviolet yang berbahaya bagi penglihatan manusia.
Mata manusia memiliki kemampuan yang baik dalam menghalau sinar UV (ultraviolet) tetapi tidak untuk sinar biru.
"Menatap layar LED dalam jangka waktu lama tanpa dilakukan upaya meminimalisir dampak radiasi sangat tidak dianjurkan," ujarnya.
Ada beberapa tips sederhana dan mudah dilakukan untuk meminimalisir dampak radiasi layar gadget selama beraktivitas menggunakan laptop/notebook dan smartphone, yakni dengan menggunakan lapisan pelindung (screen protector) untuk layar/monitor LED.
Pilih jenis yang tidak hanya melindungi layar dari debu, kotoran dan goresan, tetapi juga pancaran sinar radiasi, terutama blue light dan ultraviolet.
Jika menggunakan kacamata, pilih jenis lensa yang juga dapat menghalau/ filtrasi jenis cahaya tersebut (anti blue light and UV lens).
Kedua, lakukan pengkondisian cahaya ruangan serta pengaturan tingkat kecerahan layar (brightness dan contrast) yang sesuai dimana tingkat kecerahan layar tidak melebihi kondisi pencahayaan lingkungan bekerja.
Ruangan yang terlalu redup/gelap dapat menyebabkan kecerahan dan kontas layar yang berlebihan sehingga mata menjadi cepat lelah.
Gunakan setelan Dark Mode pada operating system serta berbagai aplikasi atau dengan memilih tema gelap untuk mengurangi kecerahan dan radiasi layar.
Ketiga, lakukan pengaturan jarak pengelihatan antara mata dengan layar, disarankan dalam jarak sekitar 30-40 cm.
Kemudian usahakan agar posisi gadget/perangkat notebook dan smartphone lebih rendah dari mata, yaitu dengan membentuk sudut lebih sekitar 15 derajat.
Hindari menatap layar dalam kondisi berbaring karena dapat menyebabkan cedera punggung dan gangguan tulang belakang.
“Keempat, hindari melakukan pekerjaan dengan menatap layar dalam jarak dekat dengan terus menerus. Setiap 20-30 menit menatap layar, selingi dengan aktivitas melihat jauh atau palingkan pengelihatan ke arah lain seperti pojok pojok ruangan atau melihat ke luar jendela ruangan," jelasnya.
"Lakukan juga pemijitan ringan di sekitar mata untuk melancarkan aliran darah. Hal tersebut dilakukan untuk mengistirahatkan dan mengurangi ketegangan pada otot mata. Pada saat tersebut lakukan juga senam ringan untuk peregangan otot bahu dan leher utuk mencegah terjadinya computer vision syndrom," ujarnya.
Kelima atau terakhir adalah ketika bekerja dengan layar, maka secara tidak sadar akan terjadi penurunan intensitas berkedip. Hal tersebut menyebabkan mata menjadi kering.
Lakukan kegiatan berkedip secara sadar dan teratur agar bola mata dapat tetap terbasahi dengan baik. Dapat juga menggunakan cairan tetes mata (artificial tears) jika diperlukan.
Selain itu perbanyak konsumi buah dan sayuran untuk menjaga kesehatan mata. (Lin)
(zend)