SOLO, solotrust.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut gamelan hibah Pemkot Solo masa pemerintahan FX. Hadi Rudyatmo pada tahun 2018 lalu belum sepenuhnya digunakan.
Pihaknya menyebut kendala penggunaan gamelan slendro pelog yang diberikan ke setiap kelurahan di Solo itu yakni kurangnya guru gamelan yang mengajari anak-anak.
"Yang jelas di beberapa sanggar, sekolahan, lalu di kelurahan-kelurahankan sudah ada banyak sekali gamelan," jelasnya saat dijumpai awak media di Balai Kota Solo, Rabu (14/9).
Ia lantas meminta bantuan secara langsung kepada Rektor Institut Kesenian Indonesia (ISI) Solo, I Nyoman Sukerna untuk menyalurkan tenaga-tenaga pendidik untuk mengajari anak-anak di setiap kelurahan.
"Ya saya pengennya kemarin sudah saya sampaikan ke Pak Rektor ISI (Solo). Pak yang sekarang perlu diperbanyak adalah gurunya, teman-teman apa mahasiswa-mahasiswa ISI kalau bisa ya turun ke bawah ngajari adik-adik kita untuk bermain gamelan," jelasnya saat bertemu Rektor ISI beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hal itu juga dapat menambah antusiasme masyarakat untuk berlatih gamelan.
Gibran mengaku juga meletakkan seperangkat gamelan di teras Rumah Dinasnya, Loji Gandrung untuk dimainkan kapanpun. Namun ternyata masyarakat Solo hanya singgah di Loji Gandrung saat Solo Car Free Day berlangsung setiap Minggu pagi.
"Makanya kemarin kayak misalnya di Loji Gandrung itukan tak taruh teras itu sebenarnya mau dimainin tiap hari itu yo bisa. Jadi nggak harus ninggu pas CFD atau apa, silahkan," ujarnya.
Selain itu, ia hendak memperbanyak jumlah hibah perangkat gamelan di setiap tempat, guna mendapat atensi dari masyarakat. Menurutnya perangkat gamelan juga telah dimiliki oleh masing-masing sekolah guna pengajaran ekstrakurikuler.
"Ya perlu diperbanyak lagi untuk antusiasme adik-adik kita biar ngikuti gamelane. Harusnya ada (setiap kelurahan), sekolahan-sekolahan (jenjang SD dan SMP) ada. Haruse sudah ada," tukasnya. (riz)
(zend)