SUKOHARJO, solotrust.com - Masyarakat Jawa pastinya familier dengan alat musik tradisional gamelan. Alat musik ini digunakan sebagai pengiring dalam setiap pertunjukan kesenian tradisional. Namun, mungkin tak banyak orang tahu di mana gamelan dibuat.
Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo menjadi salah satu sentra rumah produksi alat musik tradisional gamelan. UD Putra Supoyo merupakan rumah produksi gamelan tertua di desa ini.
Gamelan masih dibuat secara tradisional, ditempa secara manual di UD Putra Supoyo. Penerus sekaligus owner UD Putra Supoyo, Feri Agus Dian Kusumawardani, menjelaskan usaha ini telah ada sejak 1980, diturunkan almarhum ayahnya, Supoyo.
“Ini bisnis keluarga turun-temurun, dimulai dari kakek, bapak, saya. Bapak memulai usaha ini tahun 1980-an,” jelasnya, saat dijumpai solotrust.com, Kamis (10/07/2025).
Dalam menjalankan usaha, Feri Agus Dian Kusumawardani dibantu 15 karyawan tetap. Usaha ini telah menginjak pasar domestik mau pun internasional.
Saat ini, produk gamelan UD Supoyo dipasarkan melalui media sosial, seperti TikTok, Instagram, serta Facebook. Melalui pemasaran dalam jaringan (Daring), ia sukses menarik peminat alat musik tradisional. Lebih lanjut, Feri Agus Dian Kusumawardani mengungkapkan, Kota New York, Amerika Serikat dan Bali menjadi pelanggan tetap usahanya.
“Sarana untuk promosi, TikTok baru-baru saja, tapi dulu sudah pakai Instragram dan Facebook,” ungkap Feri Agus Dian Kusumawardani.
“Paling banyak dari Bali, New York. Seperti tadi gong-gong yang diproduksi itu sudah dipesan dari Amerika,” sambungnya.
Uniknya, konsumen dari Amerika memesan gong buatan UD Supoyo untuk dimodifikasi menjadi gamelatron, proyek seni gabungan dari gamelan, dimainkan menggunakan teknologi robotik. Melalui proyek ini, UD Supoyo dapat mengekspor gamelan ke Amerika sebanyak dua kali dalam setahun serta berhasil meraup keuntungan sebanyak 250 juta dalam setiap pengiriman.
Proses pembuatan gamelan cenderung berbeda, bergantung pada ukuran yang dipesan. Umumnya, UD Supoyo mampu menyelesaikan gong berdiameter di bawah 90 cm dalam waktu tiga hari. Gamelan diproduksi dari beberapa jenis logam, yakni perunggu, besi, dan kuningan. Perunggu terbuat dari perpaduan timah dan tembaga dengan takaran tertentu.
Proses pembuatan gamelan ini membutuhkan waktu lama. Feri Agus Dian Kusumawardani menjelaskan untuk membuat satu set alat musik gamelan dibutuhkan waktu tiga hingga empat bulan. Ia berani memberikan garansi selama tiga tahun pada konsumen. Hal ini menjadi nilai tambah dari UD Supoyo.
“Kalau dalam jumlah satu set gamelan seperti buat wayangan, saya jual itu garansi tiga tahun. Proses buatnya paling cepat tiga bulan, paling lama empat bulan,” ungkap Feri Agus Dian Kusumawardani.
Tak ayal, gamelan perunggu dijual dengan harga fantastis, mencapai Rp850 juta per setnya. Selain memproduksi gamelan, UD Supoyo menerima jasa reparasi, seperti tuning suara mau pun las gamelan.
Feri Agus Dian Kusumawardani menyayangkan kondisi anak muda saat ini cenderung mementingkan gengsi serta mengikuti budaya Barat. Ia berpesan kepada anak muda agar tak meninggalkan adat dan budaya Indonesia.
“Janganlah kau meninggalkan adat dan budayamu, sedangkan kau malah meninggikan gengsi dan memilih mengikuti budaya Barat,” tutur Feri Agus Dian Kusumawardani.
*) Reporter: Eka Ririn Marantika/Salma Arezha/Siti Latifah
(and_)