SEMARANG, solotrust.com - Para produsen tahu di Kota Semarang sepakat menaikkan harga tahu putih dan tahu pong sebesar 30 persen. Keputusan ini diambil agar para produsen tahu terus bertahan.
Tercatat hingga kini, para pengusaha sudah merasakan penurunan omzet sekira 25 persen dari harga tahu sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Menurut salah seorang pengusaha tahu, Joko Wiyatno (48), alasan para pengusaha menaikkan harga tahu lantaran harga BBM dirasa begitu memberatkan. Oleh karena itu, bahan baku pembuatan tahu juga mengalami perubahan dan penyesuaian.
Tak hanya kedelai, bahan penolong atau pendukung produksi tahu juga mengalami kenaikan harga. Misalnya, naiknya harga kayu bakar untuk menggoreng tahu putih menjadi tahu pong juga ikut naik.
Di samping itu, para pekerja juga meminta kenaikan gaji. Mereka meminta agar pendapatannya disesuaikan dengan kebutuhan hidup yang serba mengalami kenaikan.
"Ya sudah disepakati karena bahan bakunya ikut naik juga dan bahan penolongnya juga ikut naik dari kayu, minyak, lalu karyawan juga ingin dinaikkan gajinya. Jadi ya mau nggak mau kami menaikkan harga tahunya itu sekitar 30 persen," ungkapnya kepada solotrust.com, Selasa (04/10/2022).
Joko Wiyatno menjelaskan lebih lanjut, sebelumnya harga tahu Rp220 ribu per tong. Namun sekarang ini menjadi Rp240 ribu per tong tahu. Selisih Rp30 ribu ini sudah dikalkulasi dan disesuaikan dengan permintaan kebutuhan produksi.
"Efektifnya berlaku sebenarnya sudah tanggal 18 September, semuanya sudah tanda tangan, sudah menaikkan semua. Kami berharap konsumen mengertilah, memang keadaannya seperti ini," paparnya ketika ditemui di kediamannya Jalan Tandang Raya, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Terlebih lagi untuk harga kedelai terus merangkak naik. Joko Wiyatno mengungkapkan, kenaikan harga kedelai tidak langsung meroket, namun bertahap sedikit demi sedikit.
"Harga kedelai tidak langsung naik sekian, tetapi bertahap. Kalau harga eceran sekarang kan sudah sampai Rp12.800-an, bisa sampai Rp12.900-an per kilogram," ungkapnya.
Joko Wiyatno dan pengusaha tahu lain berharap kondisi ini bisa diterima masyarakat dan penjualan tahu bisa kembali normal.
"Pasti pembeli ada yang berpikir-pikir membeli tahu, tapi mudah-mudahan segera bisa normal kembali," pungkasnya. (fjr)
(and_)