Ekonomi & Bisnis

Hilirisasi Industri di Indonesia jadi Kunci Kemajuan Ekonomi

Ekonomi & Bisnis

11 Oktober 2022 19:45 WIB

Presiden Joko Widodo saat menghadiri BNI Investor Daily Summit 2022 ini, Selasa (11/10). (Foto: Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, solotrust.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyoroti Hilirisasi Industri di Indonesia yang baru saja diterapkan. Menurutnya hilirisasi ini menjadi kunci kemajuan perekonomian di Indonesia.

Kebijakan hilirisasi industri merupakan suatu strategi yang dicanangkan oleh pemerintah dalam upayanya meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki negara. Diharapkan hasil dari hilirisasi industri ini memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia.



Kebijakan hilirisasi industri kebanyakan diterapkan pada pengusaha pertambangan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini. Dirinya menilai hal ini berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional.

Jokowi menegaskan Indonesia terbuka dalam masalah investasi. Tetapi yang perlu digaris bawahi ialah harus bekerja sama dengan pengusaha lokal daerah.

"Saya selalu sampaikan, investasi terbuka, tetapi kalau masuk ke sebuah daerah harus bekerja sama dengan pengusaha lokal, baik yang dari Jakarta maupun yang asing, bekerja sama dengan pengusaha lokal, diajak mereka," ungkap Jokowi dalam sambutannya di acara BNI Investor Daily Summit 2022 ini, Selasa (11/10).

Ia mencontohkan industri tambang nikel yang terdapat lompatan pemasukan negara terlihat pada kontribusi komoditas nikel.

Saat Indonesia masih ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah, setahun nilainya hanya Rp15 triliun. Setelah masuk ke industrialisasi, kemudian hilirisasi menjadi USD20,9 miliar. Hal ini membuktikan adanya kenaikan pendapatan yang awalnya Rp15 triliun melompat menjadi Rp360 triliun.

"Itu baru satu komoditas, satu barang. Kita memiliki yang namanya nikel, bauksit, tembaga, aspal. Ini kalau enggak kita ke lapangan, enggak ketemu," kata Jokowi.

Ia juga mengungkapkan  dalam waktu dekat, pemerintah akan banyak menghentikan impor barang tambang ke Indonesia. Sehingga para pengelola industri dalam negeri diminta untuk fokus mengolah barang mentah yang akan diekspor.

"Hilirisasi kunci kita maju atau melompat, ada di situ. Sehingga bolak balik saya sampaikan, setelah nikel stop, stop aspal, stop timah, stop bauksit, dan stop tembaga karena pajak ekspor, royalti dividen masuk ke dalam negeri, tidak yang menikmati orang luar,” ungkap Jokowi.

Pada kesempatan tersebut, Presiden RI ini juga menceritakan keterkejutannya akan melimpahnya aspal di Buton, Sulawesi Tenggara. Pada kunjungannya ke Buton dua pekan lalu, Jokowi mendapati kandungan aspal di Pulau Buton mencapai 662 juta ton.

Dalma kesempatan itu, ia juga menawarkan pada para pengusaha yang untuk melakukan investasi pada aspal di Buton. Investasi pengolahan aspal di Buton juga sejalan dengan hilirisasi industri yang digencarkan oleh Presiden Jokowi.

"Kesempatan Bapak-Ibu semuanya kalau ingin investasi, segera bangun industri aspal di Buton. Pasarnya jelas ada di dalam negeri dan sebagian bisa diekspor. Kebutuhan kita, terakhir informasi yang saya terima lima juta ton. Kalau lima juta ton per tahun, artinya kita masih memiliki 120 tahun untuk mengelola yang namanya aspal Buton," jelasnya.

Selanjutnya, Jokowi mengungkapkan kegembiraannya atas meningkatnya pendapatan negara setelah adanya akuisisi 51 persen saham terhadap PT Freeport Indonesia (PTFI).

"Setelah kita ambil alih 51 persen, kita dapat pajak, dividen, royalti, bea ekspor, Penerimaan Negara Bukan Pajak, saya suruh menghitung berapa jumlahnya? 70 persen dari pendapatan yang ada di Freeport. Artinya, negara betul-betul dapat betul," tuturnya.

Sebelum menutup sambutannya, Jokowi mengingatkan agar seluruh bangsa Indonesia tetap harus menjaga optimisme, tetapi yang lebih penting, hati-hati dan waspada terhadap krisis global yang tengah dihadapi dunia. (ale)

(zend)