Solotrust.com - Jika mendengar kata bakteri, sebagian dari kita masih mengangggapnya sebagai sesuatu yang jahat, buruk, berbahaya dan harus dibasmi, padahal sejatinya tidak begitu.
Sir Richard J. Roberts, penerima nobel bidang kedokteran, saat memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI), pernah membahas tentang hal ini. Saat itu tema yang dia paparkan adalah Why You Should Love Bacteria (Mengapa kita seharunya mencintai bakteri).
Dalam pemaparannya, Sir Richard mengungkapkan terjadi kesalahpahaman di masyarakat terkait keberadaan bakteri.
"Bakteri dianggap sesuatu yang kotor, membahayakan, dan harus dihilangkan serta menjadi sumber penyakit," kata dia.
Ini terjadi karena hampir sebagian besar masyarakat hanya mengenal bakteri-bakteri jahat, seperti salmonella, bacillus anthracis pada antrax dan bakteri-bakteri jahat lainnya.
Padahal, menurutnya mayoritas bakteri itu baik dan dapat melindungi manusia. Manusia bahkan tidak bisa lepas dari bakteri.
"Bakteri ada di tangan kita, rambut kita, kulit kita, semuanya. Bakteri-bakteri ini mengganggap badan kita adalah rumah mereka, rumah yang harus dijaga dari gangguan asing. Di sinilah bakteri melindungi kita," jelasnya.
Sayangnya, saat ini karena pandangan bahwa bakteri itu buruk, maka belum banyak penelitian yang mengungkap keberadaan dan fungsi dari bakteri-bakteri baik ini.
Paradigma ini menyebabkan terlalu banyak orang yang sibuk membasmi bakteri melalui penggunaan antibiotik yang berlebihan, yang tidak hanya membasmi bakteri jahat, namun juga bakteri baik.
Ia mencontohkan 3 bakteri baik yang dapat dikaji manfaatnya lebih lanjut, yaitu Lactobacillus, Bifidobacteria, dan Helicobacter. Dua di antaranya sudah banyak dikenal sebagai bakteri prebiotik yang menjadi campuran yogurt.
Meskipun begitu, belum banyak penelitian yang mengkaji lebih lanjut bagaimana mekanisme bakteri-bakteri ini dalam menjaga pertahanan tubuh manusia.
Ia juga mengemukakan pendapatnya tentang bakteri jahat yang menurutnya mungkin mempunyai peranan tersendiri dalam tubuh, yaitu menstimulasi keberadaan bakteri baik.
Di akhir pemaparannya, ia berpendapat bahwa semua kajian-kajian ini dapat dimulai jika ada perubahan paradigma pandangan masyarakat terhadap bakteri, bahwa bakteri itu tidak jahat, namun juga bermanfaat dan baik bagi manusia.
Sir Richard J. Roberts merupakan akademisi yang menerima hadiah Nobel bidang kedokteran pada tahun 1993 atas penemuan tentang gen split dan mRNA splicing. Saat ini, Sir Richard menjabat sebagai Direktur Riset di New England Biolabs di Massachusetts, Amerika Serikat. (Lin)
(zend)