Solotrust.com - Saat ini banyak anak muda yang tertarik untuk berbisnis, bahkan sudah ada yang meraih kesuksesan sebagai pengusaha muda.
Adalah Muhammad Arif Susanto, co-founder Dus Duk Duk sekaligus alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membagikan kiat-kiatnya dalam berbisnis, lewat telewicara Technopreneurship Development Center (TDC) Summit Fest 2022, sebagaimana dikabarkan ITS dalam lamannya, Rabu (12/10).
Lelaki yang akrab disapa Arif ini menyampaikan bahwa dalam berbisnis hendaknya dimulai dari melihat permasalahan sekitar.
Contohnya, Indonesia memiliki keberagaman sumber daya yang dapat memicu terbentuknya beragam permasalahan. Permasalahan tersebut dapat menjadi peluang bisnis serta dapat dikonversi dalam bentuk ide, gagasan, dan empati yang menjadi bakal kegiatan berbisnis.
Sebagai salah satu entrepreneur muda, ia berujar bahwa dalam meniti karir sebagai seorang pebisnis harus didampingi dengan niat yang kuat.
Niat ini akan memberikan keberanian untuk membentuk jiwa pebisnis, mengembangkan ide bisnis yang dimiliki, dan menjadi fundamental dalam memulai dunia bisnis.
"Fundamental tersebut berguna untuk mencerminkan bagaimana sistematisasi bisnis yang akan dikembangkan," kata dia.
Berkaca dari pengalaman berbisnisnya, Arif menuturkan bahwa perjalanan Dus Duk Duk diawali dengan pandangan masyarakat yang mengira ide ini hanya sebatas desain kardus yang tidak terlalu memiliki nilai jual. Hal ini lah yang menjadi tantangan bagi Arif untuk mengambil langkah dan menyusun strategi agar stigma tersebut dapat terpatahkan.
Langkah yang ia ambil saat itu di antaranya adalah membuat strategi pemasaran produk yang baik, operasional karya yang terencana, kejelasan finansial produk, serta akuntansi produk yang jelas.
"Berdasarkan usaha yang kami lakukan itu, perlahan dapat mengubah pandangan orang yang negatif terhadap produk kita menjadi positif," jelasnya.
Pebisnis yang berhasil tembus Forbes 30 under 30 ini menambahkan perluasan relasi juga akan membantu kita dalam memperkenalkan usaha, baik kepada pasar hingga investor.
Selain itu, dalam proses membangun bisnis, harus menyalurkan pelayanan yang terbaik untuk mempublikasikan usaha yang sedang dikembangkan.
Menurutnya, jiwa-jiwa pebisnis juga tercipta melalui proses pembelajaran terhadap setiap kegagalan yang ada. Kegagalan tersebut akan membentuk seseorang menjadi lebih kuat, melalui evaluasi terhadap kegagalan tersebut.
"Walaupun berat, tetapi itu merupakan tantangan kita untuk mencapai goals," tutur Arif.
Arif berharap, kedepannya banyak anak muda yang berani berwirausaha. Dengan menerapkan prinsip fundamental dalam berbisnis, diharapkan sekaligus dapat menjadi bekal untuk usaha yang dirintis.
"Setidaknya kalau sudah bagus pondasi dan strateginya tinggal dikembangkan dan dapat jadi tameng pertahanan di tengah ancaman resesi di masa mendatang," tandas Arif. (Lin)
(zend)