SOLO, solotrust.com - Jason Ranti sukses memecahkan malam kedua Solo City Jazz edisi 11 di Pamedan Pura Mangkunegaran, Sabtu (15/10/2022) malam. yang akrab disapa Jeje menjadi penampil terakhir dan berhasil menyedot animo penonton.
Mereka, bahkan rela berjubel untuk mendekat hingga menaiki panggung demi merayakan malam bersama sang idola yang beken dengan jargon 'woyo' itu.
Kendati tampil di acara bertajuk jazz, Jason Ranti tetap membawakan lagu-lagu bernuansa folk. Ia juga tetap berpenampilan khasnya; slengean dan mengimprovisasi lagu menjadi nada satir.
Jeje naik panggung pukul 23.20 WIB. Awalnya penyelenggara merahasiakan rundown acara, termasuk salah satunya demi menghindari Jeje Centris dalam konser itu. Tak pelak, penonton yang sudah menantikan Jeje makin mendekati panggung jelang acara berakhir.
Situasi itu terlihat saat satu penampil sebelum Jeje, Andre Hehanussa memainkan lagu terakhir berjudul 'Karena Ku Tahu Engkau Begitu'. Penonton lantas memenuhi area kosong tepat di depan panggung.
Hingga yang dinanti para kawula tiba, Jeje naik panggung, penonton makin menggeruduk area kosong itu. Awalnya, para penonton duduk di sekitaran depan panggung.
Jeje lantas membuka penampilannya dengan lagu "Sudah Jangan ke Jatinangor" dan dilanjutkan beberapa lagu lain, seperti "Sekilas Info" hingga "Lagunya Begini Liriknya Begitu". Sing along penonton dan sesekali riak tawa menghiasi penampilan Jeje.
Malam makin pecah jelang acara tutup. Jeje mengajak penonton semula duduk untuk berdiri. Tak sampai di situ, ia juga mengajak beberapa penonton menaiki panggung. Penonton tampak makin antusias sampai acara pun mesti menunda penutupan sekira sepuluh menit lamanya.
Sementara, diakui Project Director Solo City Jazz, Dion Momongan, penampilan Jeje malam itu menjadi salah satu yang mengejutkan. Terlebih, ia menampilkan warna berbeda pada acara itu.
"Jadi sebetulnya semuanya merupakan bintang yang kami taruh, tetapi mungkin paling enggak Andre dan Jeje yang paling mendapat respons," ucapnya, Minggu (16/10/2022) dini hari usai acara.
Disinggung lebih jauh soal penampilan Jeje malam itu, Dion Momongan menilai, tingginya animo penonton juga lantaran Covid-19 yang mengabsenkan banyak kegiatan dalam dua tahun terakhir. Animo tinggi itu tak ada kericuhan hingga Solo City Jazz edisi 11 usai.
"Sebenarnya kami ada perjanjian juga kan sama pihak Mangkunegaran [pukul 00.00 WIB selesai], kami minta maaf. Kami juga melihat flow penonton antusias, meski sekarang sudah banyak event lagi, mungkin masih kurang ya, bayangin dua tahun. Kami sih pengin nahan [selesai], tetapi penonton nyambut hangat terus kan kayak nggak mau pulang," jelasnya.
Berkaca pada penampilan Jeje malam itu, Dion Momongan mengutarakan keinginannya untuk terus mengundang nama-nama muda pada acara selanjutnya.
"Kami kepengin Insyaa Allah semoga kesampain, mudah-mudahan dua atau tiga nama kami bisa panggil dari Jakarta, Semarang, atau Jogja, dan sebagainya," bebernya.
Momongan menegaskan, pihaknya akan terus berupaya mengembangkan acara di tahun berikutnya, terlebih dalam upaya terus menggaet anak muda, termasuk dengan meremajakan jazz. Namun, ia menuturkan, konsep city heritage akan menjadi pakem yang akan dipertahankan.
"Mau sih mengembangkan festival ini, tetap di Solo dengan heritage-heritage yang berbeda. Tahun depan kami belum punya bayangan, tetapi terus terang di sini [Pura Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan] kami senang," paparnya. (dks)
(and_)