Entertainment

Penonton Jason Ranti di Solo City Jazz Ditodong Keris, Ini Penjelasan Ahli Spiritual Acara

Musik & Film

17 Oktober 2022 15:29 WIB

Sesosok perempuan nampak membawa keris ke atas panggung Solo City Jazz saat Jason Ranti tampil di Pamedan Pura Mangkunegaran, Sabtu (15/10/2022) malam hingga Minggu (16/10/2022) dini hari. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Kejadian unik terlihat di penutupan Solo City Jazz hari kedua di Pamedan Pura Mangkunegaran atau tepatnya saat Jason Ranti alias Jeje tampil, Sabtu (15/10/2022) hingga Minggu (16/10/2022) dini hari. Tiba-tiba, sesosok perempuan berkebaya naik ke panggung membawa keris.

Pantauan solotrust.com, perempuan itu naik panggung sekira pukul 00.00 WIB atau bersamaan dengan detik-detik akhir Jeje tampil, berbarengen dengan para penonton yang mendekat hingga menaiki panggung untuk mengerubungi penyanyi yang beken dengan jargon 'woyo'.



Sesekali perempuan itu nampak menodongkan kerisnya ke beberapa penonton. Ia bertahan di atas panggung hingga acara kelar sekira pukul 00.10 WIB.

Belakangan diketahui, perempuan itu bernama Tri Mulyani atau akrab disapa Naga Mas. Saat ditemui, Naga Mas memberi penjelasan malam itu ia sengaja ditugasi event organizer (EO) untuk menjaga cuaca serta kondisivitas acara dapat terkendali.

Ia menerangkan, aksinya di ujung acara cukup menyita perhatian dilakukan untuk menjaga keamanan penampil. Terlebih guna mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, termasuk potensi beberapa senjata tajam (Sajam) yang kemungkinan dibawa penonton.

"Kalau itu pengaman, untuk hal-hal yang mungkin kasat mata juga untuk orang-orang yang nekat. Istilahnya mereka enggak ngerti bawa senjata tajam, yang tahu-tahu hilang sendiri," kata Naga Mas, saat ditemui di backstage usai acara.

Sesaat setelah ia naik panggung dan menodongkan keris, beberapa mengunjung nampak mulai menyingkir. Kendati tak turun panggung, para penonton perlahan mundur beberapa langkah untuk memberi ruang bagi Jeje beraksi. Beberapa voulenteer juga nampak memberi batas ruang Jeje dan penonton di atas panggung.

"Biar anak-anak itu tidak naik, biar penyanyinya aman, secara tidak terasa mereka disingkirkan sendiri, ia akan ke belakang dengan sendirinya," paparnya.

Membawa dua keris untuk satu acara

Naga Mas menyebut, malam itu ia membawa dua keris dinamai Naga dan Naga Mas. Dua keris tersebut memiliki fungsi masing-masing. Satu untuk menjaga cuaca, sedangkan satu lainnya guna menjaga kondusivitas acara.

"(Keris) yang untuk cuaca, sebenarnya bukan menolak, masalahnya kalau menolak kita menyalahi aturan Allah. Saya hanya mengalihkan sesaat sebentar, untuk acara untuk orang-orang yang membutuhkan, bukan hanya musiknya saja, tetapi di sini banyak stan-stan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah)," jelasnya.

"(Keris) yang ini namanya Naga, tetapi tidak pakai emas karena ia tidak bertakhta. Kalau satunya Naga Mas, ini ada takhtanya, intinya seperti itu," terang Naga Mas sembari menunjukkan kerisnya.

Pada event Solo City Jazz, Naga Mas ditugasi di dua tempat, yakni malam pertama di Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Solo dan hari kedua di Pamedan Pura Mangkunegaran. Ia mengatakan, tahun ini menjadi kali pertama dirinya dipercaya panitia Solo City Jazz yang sudah dilaksanakan sebelas kali.

Sementara, dari dua malam itu, acara berlangsung lancar tanpa ada kendala cuaca maupun kericuhan penonton.

Naga Mas mengaku, kerap dipercaya membantu berbagai event di Kota Solo, baik dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo maupun dari EO lain. Ia mengungkapkan, sudah mendapat kepercayaan itu sejak enam tahunan terakhir.

"Kalau di keraton (Solo City Jazz hari pertama) ada saya, acara pemkot juga ada saya, kemarin Berkebaya bersama Ibu Negara saya juga ada. Saya seperti itu sekitaran lima sampai enam tahun ini," ungkapnya.

"Saya bukan siapa-siapa, saya hanya orang biasa, tetapi saya diberi kemampuan untuk begitu, tapi saya kembali lagi, Tuhan yang menentukan. Saya hanya berusaha bagaimana terkondisi, aman, dan lancar," tandasnya. (dks)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya