BOYOLALI, solotrust.com - Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Boyolali kembali digelar. Jika sebelumnya diselenggarakan di Kecamatan Juwangi, kali ini GSM digelar di wilayah kaki Gunung Merapi, tepatmya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Gulo, Kecamatan Musuk, Boyolali.
Pencanangan GSM ini juga turut digelar kegiatan ‘Expo Karya’ hasil dari para siswa. Kegiatan ini sebagai implementasi program Gerakan Sekolah Menyenangkan. Beberapa kegiatan di Expo Karya, antara lain pentas pembacaan Pancasila, asmaul husna, surat-surat pendek, paduan suara, tari dan gedruk, serta pameran karya.
Kepala SDN Kebon Gulo, Tatik Jarwani, mengatakan kegiatan Expo Karya terselenggara atas kerja sama sekolah dengan wali murid dan komite sekolah. Acara ini menampilkan karya-karya kreasi siswa kelas satu sampai enam berupa kegiatan ekstra kurikuler dan sebagainya.
“Ekstra kurikuler yang ditonjolkan, diunggulkan di sini adalah karawitan, selain itu juga ada BTQ dan pramuka. Adapun untuk menghadapi Kurikulum Merdeka, anak-anak dengan berbagai macam kegiatan ini kami bebaskan sehingga sekolah bisa memantau dan menggali potensi yang ada," bebernya.
Leader Komunitas Guru Sekolah Menyenangkan, Danang Dwi Karnanto, mengatakan gelaran Expo Karya kali ini merupakan acara ketujuh. Maksud dan tujuannya adalah untuk menggelar berbagai perubahan dialami sekolah yang menjadi proyek rintisan Gerakan Sekolah Menyenangkan.
"Ini adalah sebuah kegiatan untuk memperlihatkan, mengekspos perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh SDN Kebon Gulo," kata dia.
Dijelaskan, ada beberapa hal telah dicapai SDN Kebon Gulo selama menjadi proyek rintisan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Salah satunya mengubah lingkungan belajar menjadi lebih positif.
"Kelas kami berbeda dengan kelas konvensional. Kami punya artefak-artefak yang bisa menimbulkan kejatuhcintaan anak-anak pada belajar di dalam kelas maupun di luar kelas," beber Danang Dwi Karnanto.
Menurutnya, Gerakan Sekolah Menyenangkan sangat inklusif untuk berkolaborasi dan tidak ada seleksi. Semua sekolah bisa langsung belajar dengan sekolah-sekolah yang sudah mengalami perubahan dan tanpa dipilih.
"Sehingga teman-teman dari sekolah lain secara inklusif bebas untuk langsung meniru dan menerapkan di sekolah masing-masing," tambah dia.
Danang Dwi Karnanto berharap, ke depan Gerakan Sekolah Menyenangkan mempunyai keresahan sekolah-sekolah negeri, terutama yang berada di pinggiran menjadi sekolah dengan kualitas setara dunia.
"Saya kira ini saatnya sekolah-sekolah negeri di Kabupaten Boyolali bersama Gerakan Sekolah Menyenangkan berubah menjadi lebih baik dan semakin dicintai masyarakat," ujarnya.
Salah seorang wali murid, Mustar Giyanto, menyambut baik upaya sekolah dalam membangun kreativitas siswa sehingga bisa berkembang seperti saat ini, termasuk dalam hal melestarikan budaya Jawa.
"Kepada dewan guru dan kepala SDN Kebon Gulo yang telah membangun kreativitas anak untuk meraih kemajuan SDN Kebon Gulo dan untuk nguri-uri (melestarikan-red) budaya Jawa, kami sangat mendukung sekali apa yang menjadi program sekolah," kata dia. (jaka)
(and_)