Solotrust.com- Mojokerto ternyata juga memiliki kopi andalan, yang disebut Kopi Asmoro. Kopi ini tak kalah populer di kalangan pecinta kopi sebagai perapaduan robusta dan excelsa.
Kopi Asmoro adalah produk unggulan dari Desa Rejosari, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Dengan cita rasa yang khas, Kopi Asmoro menawarkan perpaduan rasa pahit, manis, masam dan sedikit sepet.
Kelompok Tani Hutan (KTH) Bina Warga mengolah biji kopi jenis asisah dan robusta. Brand kopi ini diambil dari nama Gunung Anjasmoro, karena lokasi perkebunan kopinya terletak di lereng Gunung Anjasmoro, tepatnya di sisi sebelah utara.
Mantan Ketua KTH Bina Warga sekaligus petani kopi di Desa Rejosari, Suyanto mengaku sudah menanam biji kopi robusta sejak tahun 2005. Dia kemudian mulai mengembangkan produk pertaniannya dengan menanam biji kopi asisah sekitar tahun 2019 lalu.
“Awalnya saya jual ke pengepul, tapi akhirnya saya produksi sendiri,” kata Suyanto.
Inisiatif itu muncul karena dia merasa harga pasaran kopi di luar sana tergolong murah. Dengan memroduksi secara mandiri, pria berusia 59 tahun ini berharap dapat mendorong para petani agar tidak hilang semangat untuk terus mengembangkan potensi kopi yang ada.
Menurutnya, langkah yang diambil untuk memroduksi kopi secara mandiri juga akan berimbas pada omset. Sehingga, harapan kesejahteraan petani kopi lebih mungkin terwujud. Apalagi, kopi asisah dan robusta di Rejosari punya karakter unik jika dibandingkan dengan daerah lain.
“Tingkat keasamannya sangat khas dibandingkan dengan jenis kopi yang sama di daerah lainnya,” imbuhnya.
Ketua KTH Bina Warga, Adi Sucipto menjelaskan, kopi asisah atau kopi excelsa di Desa Rejosari diproduksi dengan menggunakan biji kopi asisah petik merah. Untuk memastikan kualitas biji kopi ini bisa dilakukan dengan cara yang cukup mudah dengan teknik apung.
“Jika biji kopi yang direndam air kemudian mengapung, artinya kualitasnya kurang baik, sebaliknya kalau bijinya tenggelam berarti kualitasnya terbaik,” jelas Adi.
Adi menyebutkan bahwa Kopi Asmoro dibanderol harga relatif murah. Tetapi, harga tersebut bisa meningkat bahkan hingga dua kali lipat jika petani kopi lebih memperhatikan proses pasca panen dan perawatannya.
“Biasanya dijual kemasan 100 gram sampai 250 gram, harganya bervariasi yang jelas relatif murah lah. Sedangkan untuk kemasan kiloan, harganya antara Rp70.000-Rp80.000 per kilogram,” sebutnya.
Hingga saat ini, produk Kopi Asmoro terus berkembang setelah difasilitasi alat penggiling biji kopi oleh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Nganjuk. Dengan menggunakan alat ini, hasil produksi petani kopi bisa semakin meningkat. (Bacaini.id via Teras.id)
(wd)